Penistaan Agama Beruntun, Tunggu Viral Kemudian diusut

Kepolisian Resor Kota Besar Bandung langsung mengusut warga negara Australia karena meludahi Muhammad Basti Anwar, imam Masjid Jami Al-Muhajir, Buahbatu, Kota Bandung, yang menyetel murottal Al-Quran.

 

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono segera mendatangi Masjid Al-Muhajir bersama jajarannya menemui korban untuk mengetahui kronologi kejadian ini. “Tadi kami melihat berita viral di medsos yang ada seorang warga negara asing yang melakukan perbuatan tidak menyenangkan di salah satu masjid di daerah Bandung,” kata Budi kepada wartawan.

 

Peristiwa viral berikutnya, selebgram Lina Mukherjee menyandang status sebagai tersangka penistaan agama karena mengucapkan Bismillah saat makan olahan babi. Ia terancam hukuman enam tahun pidana penjara dan denda Rp1 miliar. Ancaman hukuman diberikan setelah penyidik Subdirektorat V Siber Kepolisian Daerah Sumatera Selatan mendapatkan kecukupan barang bukti yang didukung keterangan beberapa orang saksi dan ahli (cnnindonesia.com, 28/4/2023).

 

Viral Dulu Baru diusut

 

Seringkali sebuah kasus menunggu viral baru aparat atau pihak yang berwenang bertindak. Tergagap-gagap mengatasi persoalan umat mulai dari bencana alam, kelaparan, Stunting, kecelakaan, penodongan, aksi koboi di jalan tol, remaja pemburu konten, dispensasi pernikahan, klenik, pengganda uang hingga penistaan agama.

 

Seolah Netizen yang lebih peka, teliti, langsung tanggap begitu ada peristiwa yang menunjukkan ketidak adilan dan lain sebagainya. Sungguh mengenaskan, artinya rakyat benar-benar sendiri meski memiliki penguasa dan penjaga yang tangguh. Inikah yang dibanggakan dari sistem demokrasi di negeri ini? Kebebasan berpendapat yang menjadi salah satu pilar kebanggaan mereka nyatanya hanya untuk menistakan Islam simbol dan ajarannya.

 

Seolah karena kebebasan berpendapat dilindungi undang-undang di negeri ini maka semua orang bebas berbicara apapun, tak pandang bulu apakah melanggar syariat atau tidak. Sekaligus sebuah keironian, negeri dengan jumlah Muslim terbesar namun gaya hidupnya sekuler atau memisahkan agama dari kehidupan.

 

Agama, dianggap hak priogatif secara pribadi sehingga ketika berada di ranah umum memakai hukum selainnya yaitu hukum buatan manusia. Maka wajar, jika penistaan agama kembali terjadi menandakan negara tak mampu memberi efek jera atas kasus sebelumnya. Peran negara sangat minim sebab memang demikianlah watak kapitalisme, jika tidak memberikan manfaat materi maka tidak akan dikerjakan. Pendapat negara dalam sistem kapitalisme menganggap tak layak untuk tolong menolong dengan rakyat dalam hal penegakan kebaikan.

 

Islam Menghentikan Penistaan Agama

 

Maka, dari mana akan selesai kasusnya? Jika bukan syariat pastilah akan berulang peristiwanya. Dalam pandangan Islam akan ada beberapa hal yang akan dilakukan agar oleh Kholifah agar penistaan agama terhenti. Pertama ,akan memberikan sanksi yang tegas dan adil untuk pelaku penistaan. Pemberian sanksi ini sesuai dengan pendapat Khalifah. Sanksi dan hukum dalam Khilafah memberikan dua efek yaitu untuk membuat jera bagi siapapun yang belum melakukannya.

 

Kedua akan memberikan penebusan dosa, artinya dengan diberikan sanksi dan hukum di dunia, maka di akhirat sanksi terkait kasus itu tidak akan dijatuhkan. Pada tindakan kedua, Khalifah akan memberikan pendidikan atau pelatihan-pelatihan agar masyarakat paham mana untuk dirinya dan terhindar dari perbuatan bodoh. Tsaqofah agamanya akan dipupuk dengan pemahaman Yang mendasar dan benar.

 

Peran negara dalam hal ini sangatlah aktif. Terutama dalam hal penjagaan akidah masyarakatnya, negara akan menjamin kesejahteraan rakyatnya individu perindividu sehingga kesejahteraan akan terwujud, sebab, keadaan tidak sejahtera justru mendekatkan pada sifat kufur.  Wallahu a’lam Bis Ashowab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *