Pengajian Melalaikan Kewajiban Ibu, Tuduhan Tak Berdasar !

Pengajian Melalaikan Kewajiban Ibu, Tuduhan Tak Berdasar !

 

Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, kembali menjadi sorotan setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial. Pidatonya terucap saat menjadi pemateri seminar Nasional Pancasila dalam tindakan ” Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual Pada Anak Dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Serta Mengantisipasi Bencana.” (16/02/2023) 

 

Megawati mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lalai mengurus anak. Selain itu Megawati juga bakal menginstruksikan kepada dua menteri agar mengurusi ibu-ibu dan stunting, yaitu Manteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga dan Menteri Sosial (MENSOS), Tri Rismaharini untuk mengatur waktu ibu-ibu agar tidak terus mengikuti pengajian. (Republika.com 19/02/2023)

 

Tuduhan Tak Berdasar !

 

Pernyataan Megawati yang menganggap bahwa hadir di pengajian dapat melalaikan kewajiban ibu terhadap pemenuhan hak anak, sebenarnya merupakan tuduhan yang tak berdasar. Pasalnya, aktifitas menuntut ilmu agama hukumnya fardu ain -hukumnya sama dengan mengerjakan sholat lima waktu- bagi setiap muslim termasuk muslimah. Artinya, apabila ditinggalkan akan terhitung sebagai dosa pelalaian terhadap kewajiban dan akan dimintai pertanggun- jawaban kelak di akhirat. 

 

Pengajian merupakan tempat alternatif untuk mengetahui dan memahami hukum-hukum Allah secara kaffah -keseluruhan- dan juga sebagai kebutuhan dalam mengarungi setiap lini kehidupan termasuk dalam mendidik anak agar selalu dalam ridho Allah. Ilmu wajib yang justru tidak didapatkan di bangku sekolah yang memiliki kurikulum sekular -paham pemisahan agama dari kehidupan- justru bisa didapatkan melalui kegiatan pengajian yang diadakan di luar pendidikan formal terkadang dengan biaya gratis.

 

Sebagai mantan Presiden dan Ketum DPP PDI perjuangan, Megawati seharusnya menjadi contoh teladan bagi umat dan mensuport pengajian sebagai sarana memperkuat kualitas spiritual dan moral bangsa bukan justru sebaliknya mencemooh, menyinyir dan terkesan melecehkan para ibu yang aktif ikut pengajian. 

 

Pentingnya Ibu Hadir Di Pengajian

 

Dalam negara Islam, mengkaji Islam secara kaffah merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian bagi setiap individu yang terintegrasi dalam kurikulum dan kebijakan negara lainnya sehingga akan menghasilkan individu yang beriman, bertakwa, tinggi taraf berpikirnya dan kuat kesadaran politiknya yang juga menjadi bekal bagi para ibu untuk mendidik anaknya agar menjadi muslim yang bersyakhshiyah Islam calon pemimpin peradaban. 

 

Sejarah peradaban telah nyata berhasil melahirkan teladan perempuan mulia yang mencetak generasi yang bertakwa. Seorang imam madzhab yakni imam Syafi’i merupakan anak yatim, beliau menjadi imam besar yang ilmunya telah menebar memberikan banyak manfaat bagi kaum muslimin hingga akhir zaman itu tidak lepas dari peran ibunya yang telah melahirkan, membesarkan dan besar kepeduliannya terhadap pendidikan anaknya. 

 

Adapun kisah ibu imam Ahmad bin Hambal yang ditinggal wafat suaminya saat berusia 30 tahun dan memutuskan enggan menikah lagi. Beliau hanya berfokus memenuhi kebutuhan anaknya termasuk pendidikannya, sehingga imam Ahmad bin Hambal menjadi seorang imam madzhab yang keempat. 

 

Dari beberapa kisah tersebut terlihat bahwa seorang ibu memiliki pengaruh dan peranan yang besar di tengah anak-anaknya sehingga pentingnya seorang ibu menghadiri aktifitas pengajian guna memiliki pemahaman agama dan keimanan yang kuat karena apa yang keluar dari teko tergantung apa yang ada didalamnya. Ibu yang memiliki pemahaman agama dan keimanan yang kuat akan mencetak generasi yang hebat dan membawa kemaslahatan bagi umat. Mental seorang ibu yang bervisi akhirat yakni ridho Allah akan mendidik anaknya menjadi generasi yang bertakwa. Generasi yang bertakwa hanya bisa tercipta apabila pemikiran sekuler di enyahkan dan menggantinya dengan pemikiran Islam kaffah.

 

Wallahu’alam Bisshawab

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *