Generasi Muda Rusak Oleh Sistem Sekuler

 

Festival musik menjadi salah satu hiburan yang begitu digandrungi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Terutama untuk wilayah ibukota. Hal ini terbukti dengan membludaknya penonton festival musik Berdendang Bergoyang di Istora Senayan Jakarta.

Dikarenakan kapasitas yang overload, bahkan jumlah penonton sudah lebih dari 21.000. Mereka saling berdesak-desakan, dan korban pingsan pun berjatuhan. Ditambah kurangnya tenda kesehatan. Akhirnya polisi menghentikan festival musik Berdendang Bergoyang di Istora Senayan Jakarta, yang harusnya diselenggarakan tiga hari berturut-turut, namun di hari kedua harus terpaksa dihentikan. Seperti dikutip dari kompas.com, “Kegiatan Berdendang Bergoyang terpaksa kami hentikan karena over kapasitas dan membahayakan penonton,” kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022) malam.

Selain over kapasitas, pihak kepolisian masih mendalami adanya minuman keras di acara Berdendang Bergoyang tersebut. Selain itu kasus pencurian pun juga marak terjadi di keramaian. Seperti yang dilansir dari tvonenews.com, banyak penonton konser yang pingsan karena kurangnya tenda kesehatan di area tersebut. Tak hanya itu, tindak kejahatan seperti pencopetan juga terjadi dalam konser berdasarkan laporan dari beberapa penonton.

Terlaksananya festival Berdendang Bergoyang sekalipun belum tuntas membuktikan jika acara tersebut sudah mengantongi ijin dari pihak kepolisian, terlepas dari penghentian paksa akibat dari kekacauan acara. Mudahnya mendapatkan ijin untuk acara bertemakan musik ini tidak hanya terjadi di ibukota, bahkan di desa-desa pun acara musik ini marak digelar sekalipun dalam skala kecil. Peminat atau penontonnya ini tidak hanya dari kalangan dewasa bahkan mayoritas adalah remaja. Hal ini sangat disayangkan karena festival musik itu identik dengan membawa kemaksiatan, mulai dari campur baur antara laki-laki dan perempuan (ikhtilat), minuman keras, pencopetan, bahkan ada yang berakhir pada zina. Dan ini kebanyakan dilakukan oleh remaja. Sungguh ironis, bagaimana nasib negeri ini jika generasi penerusnya “rusak”?

Lolosnya acara Berdendang Bergoyang ini berbanding terbalik dengan acara hijrah fest Surabaya, yang beberapa waktu lalu batal diselenggarakan dikarenakan dilarang atau tidak diijinkan. Ini menjadi bukti jika pemerintah masih tebang pilih dalam memberikan ijin terselenggaranya kegiatan. Kegiatan yang berbau Islam seringkali dipersulit.

Beginilah ketika hidup dalam sistem sekuler yaitu sistem yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sistem yang menjadikan materi dan pemuasan kesenangan diri sebagai tujuan dari hidup. Maka tak heran jika acara-acara yang mengandung kemaksiatan mendapat wadah di negeri ini. Bahkan pelaku kemaksiatan (public figur) pun mendapat panggung di layar infotainment. Belum lagi “sense” percintaan seringkali menghiasi dunia perfilman, ini menjadi salah satu pemicu maraknya pacaran yang berujung pada perzinahan. Hal ini diperparah dengan berdirinya pabrik-pabrik minuman keras secara legal. Semua ini semakin merusak generasi muda.

Sungguh sangat berbeda sekali dengan sistem Islam, sistem yang menjadikan keimanan kepada Allah sebagai landasan dari setiap perbuatan. Halal haram sebagai tolok ukur kehidupan bukan materi ataupun kesenangan pribadi. Tak ayal jika sistem Islam diterapkan di suatu negeri, akan menjaga manusia wabil khusus generasi muda.

Sistem Islam akan menjaga keimanan warga negaranya dengan cara menjadikan aqidah Islam sebagai landasan kurikulum pendidikan, serta akan mengatur tayangan-tayangan televisi dan media sosial, jika ada acara yang dinilai jauh dari Islam dan mengandung kemaksiatan maka akan segera dihilangkan. Senantiasa menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah Saw dan para sahabatnya serta generasi salafus sholih, dan menjadikan mereka sebagai panutan dalam kehidupan.

Menciptakan lingkungan yang baik, lingkungan yang berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu mengingatkan jika terjadi kesalahan.

Memberikan sanksi bagi pelanggar peraturan, sanksi yang memberikan efek jera dan juga penghapus dosa di akhirat kelak.

Dengan penerapan sistem Islam yang sempurna akan membentuk generasi yang bersyakhsiyah Islamiyyah yaitu kuat aqidah serta patuh terapkan syariat Islam. Dan tidak akan mudah tergoda dengan kegiatan yang tiada guna apalagi acara yang mengundang kemaksiatan.

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Penonton Konser jadi Luber

Penonton Konser jadi Luber

Konser ‘Berdendang Bergoyang’ yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat dihentikan karena over kapasitas. Dari kejadian tersebut upaya aparat untuk menghindari bencana di tengah keramaian patut diapresiasi. Hanya saja, tindakan tersebut juga perlu dikritisi. Lalu bagaimanakah Islam memandang peristiwa ini?

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *