Meneladani Rasulullah SAW Dalam Memimpin Umat

Ilustrasi Kalifagrafi Nabi Muhammad SAW. FOTO/Firda Umayah

Rasulullah SAW adalah sosok mulia dan teladan bagi umat Islam. Kemuliaan dan keteladanan Rasulullah Saw massif diberikan kepada masyarakat saat para pendakwah mendakwahkan Islam. Terlebih saat umat Islam memperingati hari kelahiran beliau  setiap bulan Rabiul Awal.

Setiap bulan Rabiul Awal, umat Islam ramai memperingati kelahiran beliau sembari mengingat perjalanan hidup beliau.  Namun, tak selamanya kepemimpinan Rasulullah Saw dalam memimpin umat menjadi pembicaraan ditengah-tengah masyarakat. Padahal, keagungan kepemimpinan Rasulullah Saw telah membuat Islam menyebar dan memimpin dunia hingga 13 abadnya.

Meneladani Rasulullah Saw adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam. Allah Swt telah menjamin keagungan sifat beliau melalui firmanNya yang artinya, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (TQS. Al Ahzab : 21).

Kaum muslimin juga wajib meneladani Rasulullah Saw dalam segala hal. Sebagaimana firman Allah Swt,
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (TQS. Al Hasyr : 7).

Salah satu keteladanan Rasulullah Saw yang harus diikuti adalah kepemimpinan beliau Saw saat memimpin umat. Saat Rasulullah Saw menjadi pemimpin di Madinah, Rasulullah Saw mampu menjadikan Madinah menjadi negara yang memiliki pengaruh di mata dunia saat itu. Rasulullah Saw menerapkan syariat Islam secara keseluruhan di Madinah. Semua hukum Islam dalam segala aspek kehidupan terlaksana dengan baik. Rasulullah Saw tidak pernah menerima kompromi atas penerapan syariat Islam.

Dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan, Rasulullah Saw selalu menetapkannya berdasarkan alquran yang merupakan wahyu Ilahi. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt, “Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya (Muhammad). Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepada Muhammad).” (TQS. An Najm : 3-4).

Rasulullah Saw juga melindungi seluruh warga negara yang berada dibawah kepemimpinan. Beliau Saw melindungi setiap darah muslim, menjaga hak-hak mereka serta mengurusi seluruh urusan atau kepentingan mereka. Rasulullah Saw juga tidak tebang pilih dalam menerapkan sistem sanksi dalam Islam.

Hal ini sebagaimana yang beliau sabdakan, “Demi Allah, sungguh andai Fathimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.” (HR. Bukhari).

Rasulullah Saw juga mengutus sejumlah muslim yang dijadikan sebagai delegasi negara Islam di Madinah untuk menyebarkan dakwah Islam. Beliau Rasulullah Saw juga menyerukan jihad bagi siapapun yang menentang dakwah Islam. Bahkan beliau Saw turut memimpin berbagai perang untuk menegakkan kalimat tauhid. Semua ini beliau Saw lakukan sebagai bagian dari ketakwaan yang tertinggi kepada Allah Swt.

Berkat kepemimpinan Rasulullah Saw yang gemilang, Islam mampu menebar kebaikan dan rahmat ke seluruh alam.

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt, “Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”. (TQS. Al Ambiya’ : 107).

Sudah saatnya umat Islam kembali mengikuti jejak kepemimpinan Rasulullah Saw. Karena hanya dengan itulah, umat Islam akan kembali menjadi umat yang terbaik.

Sebagaimana firman Allah Swt, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (TQS. Ali Imran : 110). Wallahu a’lam bishowab

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Kisruh Pengelolaan Nikel: Korupsi vs Hilirisasi

Dilansir dari BBC News Indonesia.com, kasus korupsi pada tambang nikel ilegal di Blok Mandiodo, Sulawesi Tenggara, yang mana kasus ini menjerat sejumlah pengusaha hingga pejabat, ini menunjukkan masih terbukanya “celah untuk kongkalikong” di tengah tata kelola industri nikel yang sedang “carut marut”, ujar sejumlah pegiat lingkungan dan antikorupsi.

Penyalahgunaan jabatan dan wewenang kembali terjadi. Hal ini erat kaitannya dengan sistem ekonomi yang diterapkan, yang memungkinkan terjadinya ekonomi transaksional . Dalam mekanisme ini jelas menguntungkan pengusaha.

Kebijakan pemerintah ini juga mendapatkan kritikan dari Mulyanto, anggota Komisi 7 DPR RI. Ia meminta pemerintah segera mengevaluasi total program hilirisasi nikel yang berlangsung selama ini. Mulyanto menduga program ini hanya untuk menguntungkan investor asing tapi merugikan negara.
Kebijakan yang dianggap akan memandirikan negara dalam pertambangan, pada faktanya tetap bergantung pada investasi termasuk investasi asing. Tentu saja hal ini akan membahayakan kedaulatan negara.
Beginilah dampak kebijakan yang dihasilkan dari sistem kapitalisme neoliberal. Kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh negara terus diarahkan pada kepentingan Para pemilik modal. Negara pada saat ini hanya bertindak sebagai regulator saja yang melayani kebutuhan para kapital yang mengatasnamakan rakyat. Sementara peran utamanya sebagai pelayan rakyat atau umat diabaikan, hal ini didukung dengan prinsip kebebasan kepemilikan dalam sistem ekonomi kapitalisme yang menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada pihak individu atau swasta asing.
Hal ini tentu sangat tidak sama dengan pengelolaan tambang dalam Islam. Karena Islam memiliki mekanisme pengaturan dan pengelolaan Sumber Daya Alam dan pencegahan korupsi yang efektif melalui tiga pilar tegaknya hukum. Ketiga pilar itu adalah ketaqwaan individu, masyarakat yang peduli dan negara yang menerapkan syariat Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *