Indri Indriani
PenulisKado Pahit Tahun Akhir Ajaran 2024
Cukup menjadi “kado pahit akhir tahun ajaran 2024” tercoreng dengan kasus ini. Sistem pendidikan yang benar-benar gagal melahirkan individu yang bertakwa, berakhlaq mulia. Negaralah yang sejatinya menjadi sumber kekerasan sebenarnya, tersebab telah menerapkan aturan yang memberikan celah lebar bagi terjadinya kekerasan terhadap anak. Bahkan sistem sanksi pun tidak mampu mencegah. Andil Kementerian khususpun dengan segala programnya, belum mampu mewujudkan perlindungan anak. Semua karena dilandaskan pada paradigma sekuler kapitalisme, sehingga memandang anak bahkan pelajarpun dengan cara pandang kapitalis, sebagai robot dari sistem pengendali yang rusak.
Narkoba Kapan Berujung?
Nilai-nilai liberalisme yang menjadi pondasi, maka akan melahirkan kasus-kasus yang liberal juga. Meski kasus serupa telah lama dan banyak ditemukan di berbagai belahan negeri ini, bisa dikatakan kasus “Narkoba kapan berujung?” Bicara masalah produsen dan konsumen yang semula para wisatawan lambat laun generasi negeri ini akan terlatih dan latah, dan justru akan piawai dalam mengatur alur baik peredaran dan pemakaian narkoba.
“Rawan Pangan” Imbas Imperialime Modern
Dengan penerapan sistem kapitalis sepaket dengan imperailisme modern inilah, penguasaan sumber daya alam timpang untuk dinikmati semua kalangan. Tentunya yang baik gizinya dan terpenuhi kebutuhannya hanyalah orang-orang yang berduit saja, sedangkan yang miskin seadanya, bisa dikatakan imperialisme modern yang tidak jauh beda dengan sistem feodalisme/ imperialisme kuno.
Memutus Mata Rantai Pornografi
Mekanisme pemberantasan pornografi meski melibatkan sejumlah elemen terkait, pastinya tidak mudah untuk benar-benar memutus rantai pornografi. Mengingat pornografi sendiri telah mengambil nilai di setiap tempat, baik dalam iklan pembelajaran, iklan barang komersil, klip dan syair lagu, hingga tersirat dalam berbagai film-film religi namun terbalut pesan pornografi sejak dini. Pesan pornografi yang tidak secara vulgar juga selalu muncul dalam beranda sosial media, misal dengan tajuk novel, video pendek, dan banyak macam variannya.
Penganiayaan Kembali Berulang
Jika ditarik benang merah, tentunya negeri yang mayoritas muslim, dengan para orangtua dan generasi golden ages muslim, memahami benar bahwa setiap keluarga butuh mekanisme dan sistem Islam yang mengatur dan hadir dalam mengatur perlindungan bagi anak. Sehingga, ketenangan hati terwujud dan kasus kekerasan tidak terjadi lagi. Aqidah Islamlah yang menjadi ciri khas model sebuah negeri yang akan mendorong setiap individu untuk terikat dan taat terhadap hukum dengan rangkaian turunannya yang mengacu dari Al-Qur’an dan As-Sunah.
Tren PHK Perusahaan Menghindari THR
Sudah rahasia umum, bila negeri kita telah banyak didirikan perusahaan asing dengan memperburuh penduduk negeri dengan upah yang minim, kesejahteraan yang kurang diperhatikan, plus PHK dengan kurun waktu yang bebas sesuai kehendak perusahaan. Derita para pekerja yang hanya gigit jari di kala idul fitri nanti. Imbas yang komplekspun bisa jadi akan banyak menempa, seperti kriminalitas yang tinggi (pencurian, penjambretan), munculnya para gelandangan dan pengemis, angka stunting meningkat, prostitusi dengan dalih memenuhi kebutuhan perut.
Lalai Keselamatan Kerja Berujung Kecelakaan di Smelter Nikel Monowari
Menurut data nikel adalah harta karun milik Indonesia ini menjadi yang terbesar di dunia. Adapun secara keseluruhan, Indonesia menyumbang produksi nikel 40% di dunia. Kedua, timah, emas putih ini menempati posisi kedua di dunia dengan produksi keseluruhan mencapai 40% di dunia. Indonesia adalah surganya para kapitalis, oligarki dengan melibas nyawa-nyawa pekerja, yang terpenting kekayaan mereka mengalir deras.
“Bunuh Diri” Rapuhnya Mental di Kalangan Pelajar
Generasi hanya akan terpelihara keimanannya dengan mengambil pedoman Islam dalam skala individu juga keluarganya juga masyarakat. Terlebih negara yang harus mengambil Islam secara total dalam mengambil kebijakan untuk mengantarkan setiap individu kepada jalan yang kokoh, yang kuat mental dengan pondasi keimanan. Islam berikut dengan sistem kurikulumnya sangat memperhatikan tumbuh kembang anak dan menjaga kekuatan mental anak melalui pendidkan anak yang berkualitas.
Seberapa Penting Perayaan Hari Guru di Tengah Kerusakan Generasi
Lagi-lagi masalah blunder ini, dipicu akar sekulerisme yang terbungkus cantik dengan berbagai label kurikulum, dengan esensi yang sama bahwa generasi saat ini dengan dicabut ruh aqidahnya, sedang dinihilkan moralitasnya, hingga mengadosi nilai-nilai Barat sebagai arah pandang kehidupannya dan diselipkan dalam wejangan para guru yang semula hanif, dijadikan sebagai robot Kurmer khas dengan pesan mensekulerkan generasi.
Bebaskan Palestina dengan kekuatan “Apple to Apple”
Sekat nasionalisme yang sudah sangat mengakar di sejumlah negeri muslim dan cinta kekuasaan membuat para penguasa negeri muslim mundur teratur sebelum maju perang, ditambah lagi negeri muslim juga tersandra dengan utang Barat, hingga tidak mampu berkutik ketika saudara muslimnya dibantai, dibabat habis oleh militer Israel.