Harisah Penjaga Rahasia

“Harisah, sini deh. Aku ceritain,” kata Rumaisya kepada Harisah.

“Kamu mau cerita apa? Kalau nyeritain orang, aku enggak mau. Aku takut dosa,” kata Harisah.

Rumaisya pun menggeleng. Ternyata, ia menceritakan induk ayamnya yang sudah bertelur dan menetaskan anak-anak ayam. Harisah mendengarkan dengan perhatian karena ia tidak memiliki ayam di rumah.

“Harisah, jangan bilang siapa-siapa ya. Kalau aku pernah di patuk ayam. Aku ceritain kamu biar kamu hati-hati kalau ketemu ayam yang punya anak,” kata Rumaisya.

Harisah mengangguk dan melanjutkan masuk ke kelas untuk mengambil minumnya.

Hari itu adalah hari Senin. Pembelajaran sekolah berjalan seperti biasanya. Sampai jam istirahat pun berbunyi. Semua anak melakukan aktivitas sendiri-sendiri. Ada yang ke kantin, tetap di kelas, bermain di lapangan dan lainnya.

Begitu juga dengan Ana, Rumaisya dan Harisah. Mereka duduk bertiga di sebuah tempat duduk panjang di koridor sekolah.

“Harisah, tadi pagi aku liat lho, kalau kamu dibisikin sama Rumaisya. Memangnya kamu dibisikin apa?” tanya Ana.

Harisah menatap Rumaisya. Rumaisya pun menggelengkan kepala.

“Itu rahasia Rumaisya. Aku tak boleh menceritakannya,” kata Harisah.

“Ayolah, Rumaisya, ceritain kepadaku juga. Kenapa cuma kamu ceritain ke Harisah?” tanya Ana kepada Rumaisya.

“Maaf, Ana. Aku tak mau,” jawab Rumaisya. Ia pun pergi masuk ke kelas meninggalkan Ana dan Harisah.

“Rumaisya kenapa? Apakah ia marah padaku?” tanya Ana kepada Harisah.

“Kayaknya enggak deh. Maaf ya Ana, Rumaisya tadi pagi itu bisikin aku cerita yang enggak boleh diceritain ke siapapun. Lagian, dia juga ceritanya pas udah sepi kok. Aku liat tadi enggak ada orang di aula. Kok kamu tahu sih kalau aku dibisikin?” tanya Harisah kepada Ana.

“Iya, maaf. Aku enggak sengaja aja pas mau keluar kelas liat kamu dan Rumaisya bisik-bisik. Kalau enggak boleh tahu ya gak apa-apa. Yang penting Rumaisya sama kamu enggak marah sama aku, kan?” kata Ana.

Harisah pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia lalu mengajak Ana masuk ke kelas setelah bel istirahat telah habis.

Di kelas, Ana bersikap biasa kepada Rumaisya. Begitu juga dengan Rumaisya. Ana tak memikirkan soal bisikan Rumaisya. Ia paham kalau ia tidak boleh mencari tahu sesuatu yang tidak boleh diketahui olehnya. Dia harus berhusnuzon atau berprasangka baik kepada semua temannya.

Apalagi, Ana juga tahu kalau Harisah adalah anak yang amanah. Harisah tidak akan menceritakan rahasia temannya tanpa izin pemiliknya. Maka dari itu, semua anak suka dengan Harisah. Termasuk Ana.

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *