Lala Si Dokter Cilik

 

Hari ini adalah hari Sabtu. Semua anak SD Al Iman sudah berkumpul di aula sekolah. Mereka menanti dokter Azizah datang. Sekolah mengadakan edukasi kesehatan kepada anak-anak.

 

“Siapa yang sudah sikat gigi hari ini?” tanya dokter Azizah yang berparas cantik.

 

Semua anak mengangkat tangan. Dokter Azizah lalu mengajarkan cara menyikat gigi dengan benar. Ternyata masih banyak anak SD yang belum mengerti cara menyikat gigi yang benar.

 

“Jadi, anak-anak. Sikat gigi yang benar itu ke atas bawah atau di putar membentuk bulat-bulat, ya. Bukan disikat geser kiri kanan. Paham?” kata dokter Azizah kepada anak-anak.

 

Anak-anak semua mengangguk. Termasuk Lala. Ia sangat kagum kepada dokter Azizah dan ingin menjadi dokter sepertinya.

Bel istirahat pun berbunyi. Semua anak keluar kelas untuk bermain, pergi ke kantin dan lainnya. Ketika Lala sedang berjalan menuju kantin, ia mendengar suara Karimah menangis. Lala lalu menghampiri Karimah. Begitu juga dengan Ana dan Harisah,

 

“Kamu kenapa Karimah?” tanya Ana.

 

“Lututku sakit. Aku tadi jatuh tersandung batu di lapangan,” jawab Karimah sambil merintih kesakitan.

 

“Sudah, sekarang, mari kami bawa kamu ke UKS,” kata Harisah.

 

Karimah pun dibawa ke UKS bersama Lala, Ana dan Harisah. Sesampainya di UKS, ternyata ustazah Fitri, perawat UKS tidak ada di tempat. Beliau sedang rapat bersama dengan tim kesehatan lain di ruang rapat guru.

 

Lala yang melihat kotak P3K di ruang UKS, berinisiatif untuk mengobati luka Karimah,

 

“Wah, ada kotak P3K. Karimah, maukah kamu ku obati?” tanya Lala.

 

“Memangnya kamu bisa?” tanya Ana.

 

“Tenang saja, aku biasanya membantu mengobati luka adikku saat ibu tak ada di rumah,” jawab Lala.

 

Lala lalu bergegas mengambil plester, obat merah dan alkohol dari kotak P3K. Ia juga meminta Karimah untuk menyingkap celana panjangnya setelah tirai ruang pasien di UKS ditutup.

 

Karimah lalu tidur di atas kasur UKS. Sedangkan Lala, mengusap lembut luka Karimah untuk membersihkan lukanya. Setelah itu, barulah luka lutut Karimah diberi obat merah dan ditutup dengan plester dengan motif hewan.

 

“Bagaimana? Sakit tidak?” tanya Lala kepada Karimah.

 

“Alhamdulillah, tidak. Terima kasih, Lala,” jawab Karimah.

 

Tak lama kemudian seseorang membuka tirai di UKS. Rupanya itu ustazah Fitri.

 

“Lho, kalian kenapa ada di sini?” tanya ustazah Fitri.

 

Ana lalu menceritakan apa yang telah terjadi. Ustazah Fitri lalu tersenyum dan berkata, “Bagus sekali, Lala. Untuk Ana dan Harisah bisa mencontoh sikap Lala, ya. Harus bisa belajar merawat orang lain.”

 

Semua menjawab dengan semangat, “Baik, Ustazah”.

 

Kemudian, Karimah, Ana, Lala dan Harisah kembali ke kelas. Mereka hari ini belajar untuk berhati-hati dalam bersikap, peduli kepada teman dan saling membantu ketika ada yang membutuhkan.

 

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *