Islam Selamatkan Generasi Dari Tradisi Tawuran

Islam Selamatkan Generasi Dari Tradisi Tawuran

 

Sekolah adalah tempat mencari ilmu. Masyarakat sekolah terdiri dari kepala sekolah, pendidik atau guru dan peserta didik atau siswa. Aktifitas sekolah adalah proses berpikir. Dilakukan oleh orang-orang yang memiliki asa, cita-cita dan terget yang ingin dicapai dan dikejar. Aktifitas orang intelek dan berpendidikan yang senantiasa melakukan proses berpikir saat hendak bertindak, bersikap dan berucap. Namun saat ini dunia pendidikan tercoreng akibat aktifitas tawuran yang dilakukan para siswa.

 

Tawuran, seolah sudah menjadi sebuah tradisi yang dilakukan pelajar. Sekolah tempat orang berpikir dan menuntut ilmu malah menjadi ajang adu jotos. Siapa yang kuat, dia pemenangnya. Mirisnya tawuran jika dilihat dari perjalanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Seperti yang terjadi di daerah Bogor, polisi menangkap sebanyak 13 remaja yang berusia belasan tahun karena diduga hendak melakukan tawuran. Menurut Kapolsek Bogor Utara, timnya telah menangkap belasan remaja diduga pelajar SMP yang terbukti membawa senjata tajam seperti samurai hingga celurit. (News detik.com, 8-01-2023).

 

Salah satu penyebab utama tawuran adalah “rasa dendam”. Laksana mata rantai yang tidak bisa putus, rasa dendam senior diturunkan kepada yuniornya. Secara otomatis membentuk naluri berkelompok yang mampu menghilangkan rasa takut saat mereka berada dalam komunitasnya.

 

Berbagai pertanyaan tentu membuat kita berpikir, adakah yang salah dalam pendidikan yang diterapkan keluarga? Bagaimana posisi guru sebagai tenaga pendidik yang seharusnya membina dan mendidik mereka? Begitu juga keberadaan negara sebagai pengurus rakyatnya, apakah negara hadir dalam memberi fasilitas, materi ajar dan sistem pendidikan terbaik?

 

Tujuan pendidikan Islam untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Menjadikan identitas remaja tidak akan terombang ambing dan terbawa arus gaya hidup. Mampu menjadi generasi terbaik, mengisi waktu dengan hal bermanfaat bagi umat dan negara.

 

Peran orang tua dalam menuntun anak menuju masa remaja dan dewasa sangatlah penting. Sosok ayah akan menjadi teladan bagi anaknya. Bagaimana jika sekiranya ayah tidak hadir dengan alasan kesibukan mencari nafkah? Saat anak dalam proses mencari jati diri, tentu anak akan salah memilih figur yang senantiasa dicontoh.

 

Bagai dua sisi mata uang, antara ayah dan ibu tidak bisa dipisahkan dalam masa tumbuh kembang anak. Dalam kapitalisme saat ini yang mana kaum perempuan diberdayakan dalam roda perekonomian. Sangat mungkin melupakan kodrat seorang ibu yang memiliki tugas mulia sebagai ummun wa robbatul bayt. Hal ini membawa pengarus besar. Yakni seorang ibu tidak lagi menuntun anaknya dalam perkembangan mereka. Ayah dan ibu merasa tidak perlu dalam membentuk kepribadian anak dengan menanamkan nilai-nilai agama. Mereka menyerahkan anak kepada sekolah-sekolah yang dinilai mampu menggantikan posisi mereka sebagai orang tua.

 

Keluarga tidak lagi menjadi tempat pembentukan kepribadian anak. orang tua berharap di sekolah, anak akan mendapat pendidikan dan pengajaran yang mampu menjadikan anak cerdas dan bertakwa. Namun, jauh panggang dari api, kurikulum sekuler yang diterapkan dalam sistem pendidikan saat ini jangankan untuk menjadi insan bertakwa, untuk mengenal agamanya lebih dalam dilarang. Inilah pendidikan sekuler yang menjauhkan anak dari agamanya yaitu Islam, sehingga kepribadian mereka jauh dari Islam.

 

Islam Solusi Problematika Remaja

Islam memiliki seperangkat aturan sempurna dan menyeluruh, untuk kebutuhan manusia dalam mengarungi kehidupan. Islam juga sebagai solusi dalam menyelesaikan seluruh problematika manusia, baik sebagai individu, masyarakat dan negara. Islam juga memiliki solusi hakiki dalam menyelesaikan problematika tawuran yang sudah menjadi tradisi.

 

Remaja Islam sejatinya harus memiliki kepribadian Islam, dengan membentuk pola pikir dan sikap berdasarkan pada syariat Islam. Remaja yang ber-syaksiah Islam akan mampu memahami makna dan tujuan hidup. Sehingga akan menjadi remaja yang memiliki ketakwaan dan keimanan yang produktif. Remaja yang ber-syaksiah Islam juga akan menjadikan halal haram standar dalam melakukan amalan.

 

Keluarga sebagai madrasah pertama, yakni ayah dan ibu bertanggung jawab atas penanaman awal nilai akidah Islamiyah. Pendidikan dengan dasar Islam, sehingga anak sadar akan tanggungjawabnya sebagai penuntut ilmu yang prestatif, selektif dalam menggunakan waktu bukan untuk tawuran justru menyatukan pelajar dengan ikatan akidah Islamiah.

 

Saat sekolah dan orang tua abai dalam penanaman akidah pada anak, maka negara hadir untuk bertanggungjawab memberikan edukasi dan memaksa orang tua untuk terlibat membentuk syamsiah Islam pada diri anak. Sudah menjadi tanggungjawab negara untuk menerapkan pendidikan Islam. Semua itu bisa terwujud saat Islam diterapkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.

 

Tradisi tawuran antar pelajar bisa dihentikan dengan membentuk syaksiah Islam pada diri mereka melalui pendidikan berdasar pada akidah Islam. Hingga di masa yang akan datang dengan pendidikan berasas pada akidah Islam akan mampu menjadikan pelajar teladan bagi umat bukan pelajar hobi tawuran.

 

Kini saatnya kita para pemuda dan pelajar dari segala problematika krisis adab, tawuran dan pergaulan bebas. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, jangan biarkan sekulerisme menjerumuskan mereka dalam kehancuran. Jadikan Islam sebagai solusi total dari segala problematika, hanya Islam yang mampu melahirkan generasi cemerlang, cerdas dan berakhlak mulia.

Wallahu’alam bisshowab.

 

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *