Hai Sobat, Yuk Kenali Potensi Diri Dengan Islam
Hai Sobat, kalian tahu tidak apa itu “Korean Wave” atau gelombang Korea? Yup, itu adalah istilah untuk upaya menyebarluaskan budaya K-Pop atau Korean Pop atau pop Korea kepada masyarakat. Jadi, masyarakat dipicu untuk mempelajari bahasa, budaya dan hiburan Korea. Nah, apakah Sobat salah satu dari pecinta K-Pop? Atau mungkin K-Drama? Atau yang lainnya?
Sobat, upaya menyebarkan “Korea Wave” sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1990-an lho. Upaya penyebaran ini tentu dilakukan untuk mendongkrak nilai budaya Korea agar bisa meningkatkan pula nilai materi atau devisa di dalam negara tersebut.
Tidak hanya itu, arus tersebut juga bertujuan agar budaya suatu negeri menjadi trend setter alias yang paling terdepan untuk menampilkan suatu contoh budaya. Ya, kayak jadi panutan gitu.
Well, saat ini, tak dapat dipungkiri bahwa “Korean Wave” masih terus menjamur di kalangan remaja muslim. Nah, kira-kira kalau yang jadi trend setter itu berasal dari non muslim namun yang mengikuti adalah muslim menurut Sobat pantas tidak sih?
Sobat, sebenarnya dalam agama Islam sudah ada panutan yang utama dan sempurna untuk dicontoh lho. Siapa dia? Siapa lagi kalau bukan Rasulullah Saw. Hanya saja, ketika seorang muslim tidak mengetahui jati dirinya atau tidak mengetahui potensi hidup dirinya, maka yang terjadi seperti sekarang ini. Para pemuda muslim seperti kehilangan arah dan teladan. Sebagian dari mereka justru mudah untuk terseret arus yang tidak sesuai dengan Islam. Sungguh sangat disayangkan.
Oleh karena itu, muslim wajib tahu apa sih potensi hidup yang dia miliki? Bagaimana dia harus menyikapinya? Adakah pandangan Islam terhadap potensi hidup tersebut?
Sobat, sebagai manusia, Allah Swt telah menciptakan kita dengan akal dan potensi kehidupan. Akal hanya diberikan kepada manusia untuk memikirkan dan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan potensi kehidupan itu terdiri dari kebutuhan jasmani (hajatul udhawiyah) dan naluri-naluri (Al gharaiz). Kebutuhan jasmani ditandai dengan adanya rasa lapar, haus, ngantuk, ingin buang hajat, dan lain-lain.
Nah, kebutuhan jasmani ini sifat rangsangannya dari dalam tubuh. Sehingga kebutuhan ini butuh untuk dipenuhi. Jika tidak dipenuhi maka akan menyebabkan sakit bahkan hilangnya nyawa jika terus menerus tidak dipenuhi. Misalnya rasa lapar. Jika ia tidak dipenuhi dalam jangka waktu lama maka akan membawa keburukan bagi tubuh kita.
Adapun naluri-naluri, maka naluri sendiri dibagi menjadi 3 kelompok. Pertama, naluri beragama (gharizah tadayun). Naluri ini muncul dari sifat lemahnya manusia sehingga ia butuh menyandarkan diri kepada yang lebih kuat darinya. Naluri ini mengarah kepada pengagungan atau pensucian manusia terhadap sesuatu. Kedua, naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’). Naluri ini muncul ketika seseorang merasa terancam pada diri atau eksistensinya. Naluri ini bisa seperti rasa marah, jengkel, kecewa, ingin membela diri, atau yang lainnya. Ketiga, naluri melestarikan keturunan (gharizah nau’). Naluri ini biasa disebut naluri berkasih sayang. Ini muncul ketika seseorang menyukai orang lain. Misalnya cintanya seorang laki-laki terhadap perempuan, cintanya ayah atau ibu kepada anaknya, cinta sama oppa Korea, dan lain sebagainya.
Sobat, kalau kebutuhan jasmani rangsangannya dari dalam tubuh, tanpa diminta dia meminta untuk dipenuhi. Maka hal yang berbeda ada pada naluri-naluri. Sebab semua naluri muncul karena rangsangan dari luar tubuh manusia. Artinya, jika tidak ada yang memicunya maka naluri itu tidak akan muncul. Misalnya, seseorang tidak akan marah tanpa ada sebabnya. Betul?
Nah, karena naluri berasal dari luar tubuh, maka jika tidak dipenuhi ia tidak akan membuat seseorang kehilangan nyawa. Biasanya akan muncul gelisah, tak nyaman dan sebagainya. Sehingga, semua naluri sebenarnya dapat dialihkan ketika ia muncul. Seperti melakukan aktifitas yang positif dengan berolahraga, membaca atau yang lainnya. Jadi, kalau sobat ada yang ngefans sama Oppa Korea, sebenarnya itu bisa dialihkan lho.
Adanya semua potensi kehidupan manusia, maka Allah Swt juga memiliki seperangkat aturan untuk memenuhinya. Semua itu tentu saja harus sesuai syariat Islam. Jadi, naluri-naluri bisa dipenuhi juga dalam pandangan Islam. Asalkan tidak melanggar perintah Allah Swt.
Misalnya naluri nau’, maka seorang muslim tidak boleh melampiaskannya dengan pacaran. Karena itu termasuk perbuatan mendekati zina. Maka Allah Swt memberikan jalan pernikahan sebagai solusi untuk memenuhi naluri nau’. Tentu saja tidak asal menikah ya Sobat. Semua membutuhkan ilmu dan kesiapan.
So, kalau Sobat ingin tahu bagaimana aturan-aturan yang di dalam Islam untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri-naluri, maka Sobat harus senantiasa mengkaji Islam lebih dalam. Harus rutin mengikuti pembinaan intensif dengan pembimbing yang memahami dan mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, Sobat akan bisa mengetahui mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan di dalam Islam. Yuk, tunggu apa lagi. Kenali potensi dirimu lebih dalam dengan mempelajari Islam secara keseluruhan. Agar sobat tidak mudah terbawa arus yang kurang atau mungkin tidak bermanfaat. Karena, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim lho. Rasulullah Saw bersabda, “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah). Wallahu a’lam bishawab.
Komentar