Kasus Bunuh Diri, Bukti Kegagalan Sistemik

Tingginya Kasus Bunuh Diri, Bukti Kegagalan Sistemik

Kasus bunuh diri yang terjadi di kalangan remaja hingga anak-anak menjadi fenomena memilukan yang perlu diperhatikan. Dikutip dari laman komnasperempuan.go.id, pada periode Januari-Juli 2023, Polri melaporkan ada 663 kasus bunuh diri di Indonesia. Kasus tersebut terus bertambah hingga hari ini. 

Miris, fenomena bunuh diri seolah menjadi epidemi yang cepat menyebar luas. Pemicunya cenderung disebabkan gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau diagnosis lainnya, keputusasaan penyakit kronis, penyalahgunaan zat, trauma kekerasan, perundungan, faktor sosial ekonomi, hingga putus cinta. Penyebab fundamental yang menyebabkan gangguan mental hingga berakhir bunuh diri tak lain karena sistem sekularisme. Pemisahan aturan agama dari sistem kehidupan menjadikan mereka kehilangan misi hidup yang benar. Depresi biasanya muncul ketika seseorang merasa gagal mencapai apa yang diharapkannya, sementara kesadaran dan ketakwaannya kepada Allah SWT. lemah.

Di sisi lain, sistem kapitalisme sekuler juga menjadikan negara tak peduli akan keimanan rakyatnya. Lihat saja, dunia pendidikan terus disekularisasi, kegiatan keislaman dipersekusi, ajaran Islam dikriminalisasi. Salah satu imbasnya banyak generasi mengalami mental illness hingga berakhir bunuh diri. Bagaimana mungkin mengobati mental yang sakit, sementara celah menuju ilmu dan taqqarub kepada Allah SWT. malah diaborsi di segala sisi.

Oleh karenanya, butuh solusi komprehensif, mulai dari penguatan kesadaran akan hubungan individu dengan Allah SWT. sampai konsep periayahan yang dilakukan negara kepada rakyatnya. Satu-satunya sistem yang diridhai Allah SWT. hanyalah sistem yang menjadikan aturan Allah SWT. sebagai pedoman hidup dan standar perbuatan manusia. Sistem Islam akan tegak di atas tiga pilar penting, yakni ketakwaan individu, kontrol masyarakat yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, serta negara yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh di berbagai aspek. Jadi jelas, hanya sistem Islam yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menyelesaikan berbagai problematik kehidupan.

Galuh Metharia
(Pegiat Literasi, Ngaglik, Sleman, DIY).

Artikel Lainnya

Marak Perundungan Anak, Dimana Letak Masalah Utamanya ?

Kasus perundungan tidak akan menuai penyelesaian dengan seruan revolusi mental, pendidikan berkarakter ataupun kampanye anti bullying. Sesungguhnya akar utama masalah perundungan adalah sistem kehidupan sekuler liberal yang rusak dan merusak. Sebaliknya, permasalahan generasi saat ini akan menuai penyelesaian dengan mengembalikan peradaban Islam yang komprehensif dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara melalui institusi Khilafah. 

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *