Rajab Bulan Tarbiyah, Saatnya Wujudkan Generasi Takwa

Rajab merupakan bulan tarbiyah, karenanya keluarga muslim memasukinya dengan penuh kegembiraan. Bulan persiapan menuju Ramadhan, menjadi dambaan setiap insan, untuk berlatih melakukan amal salih. Tidak hanya bagi diri sendiri, juga bagi keluarga, agar siap menikmati keindahan Ramadhan dengan kebaikan yang banyak.

 

Secara bahasa, Rajab berarti keagungan, hal ini karena orang-orang Arab dahulu mengagungkan bulan ini sebagaimana syariat juga menjadikannya sebagai bulan haram (mulia). (Ibnu Faris dalam mu’jam maqayis lughah hal. 445)

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di bulan ini adalah:
Pertama, jangan berbuat dosa padanya, karena akan dilipatgandakan. Sebagaimana Allah berfirman:

فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Maka janganlah kamu menganiaya diri.” (QS At-Taubah: 36)

 

Kedua, jangan pula menumpahkan darah padanya, sebagaimana Allah berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar.” (QS Al-Baqarah: 217)

 

Maka Rajab disebut juga sebagai bulan menahan diri dari dosa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِا لْمَعْرُوْفِ وَا نْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَا صْبِرْ عَلٰى مَاۤ اَصَا بَكَ ۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُ مُوْرِ ۚ  

Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”
(QS Luqman 31: Ayat 17)

 

Keluarga Pengemban Dakwah

Keluarga adalah obyek dakwah kita yang pertama, termasuk anak-anak usia remaja. Maka mereka adalah yang pertama kita lindungi agar tidak bermaksiat kepada Allah SWT. Pun agar kelak saat menginjak akil baligh, mereka siap sebagai mukallaf yaitu pengemban beban kewajiban syariat.

 

Remaja juga merupakan bahan baku peradaban. Mereka berada dalam rentang waktu menuju usia dewasa. Maka mereka perlu mendapatkan banyak asupan tentang Islam, agar mampu menjadi pribadi muslim yang baik, yang siap mengambil alih kepemimpinan umat.

 

Namun fakta saat ini, muncul berbagai problem di tengah kehidupan yang menimpa para remaja, seperti: putus sekolah, pergaulan bebas, kenakalan remaja, kasus kriminalitas dan sebagainya, yang disebabkan penerapan sistem kehidupan yang menjauhkan peran agama. Alhasil remaja muslim mengusung ide kebebasan, bahkan asing terhadap agamanya sendiri. Sejalanndengan itu, remaja gaul bebas pun dianggap sebagai hal wajar oleh sebagian masyarakat.

 

Produk sekularisme, yang menegasikan Allah, menjadikan remaja gamang menjalani kehidupannya. Mereka melalaikan kewajiban-kewajiban syariat dan mudah terbawa arus. Mereka terbiasa berpikir pragmatis, selfis, individualis, yang minim visi dan misi kebangkitan umat. Mereka juga tak mampu berkontribusi di tengah masyarakat, untuk membangun peradaban mulia. Bahkan menjadi problem bagi masyarakat dan negara.

 

Maka perlu keterlibatan banyak pihak, baik orang tua, tenaga pengajar, perbaikan kurikulum pendidikan, masyarakat, hingga negara, untuk menyelamatkan generasi dan memperbaiki kondisi saat ini. Agar aset umat kembali pada jati dirinya yang hakiki yakni sebagai khairu ummah.

 

Langkah Perbaikan Generasi

Ibu dan keluarga adalah sekolah pertama bagi anak, untuk mencetak generasi takwa, serta membentengi mereka dari berbagai mara bahaya (yang akan merusak keimanan, pemikiran atau fisik mereka). Keluarga juga merupakan wadah pertama, untuk membentuk remaja menjadi bagian dari gerakan perubahan yaitu sebagai aktivis pengemban dakwah.

 

Mereka perlu memahami bahwasanya Islam adalah pedoman hidup yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, sesama manusia dan dengan dirinya sendiri. Wajib bagi kita terikat dengan hukum Allah, beraktivitas sesuai Islam, dan memutuskan perkara dengan menggunakan solusi Islam.

 

Remaja pun perlu mendapat gambaran tentang kemuliaan hidup di dalam peradaban Islam. Mereka perlu diajak menghadiri majelis ilmu, mengkaji Islam, mengenal perjuangan Islam, dan kemudian terlibat di dalam gerakan keislaman (harakah dakwah Islam).

 

Maka Rajab, adalah kesempatan berharga untuk menjadikan keluarga terbiasa dengan kehidupan Islam. Tetapi di awal perkara, lebih dulu kedua orang tualah yang harus membekali dirinya dengan ilmu dan ketaatan terhadap Allah SWT. Tujuannya agar para remaja memiliki teladan dan tempat rujukan persoalan, yaitu kedua orang tuanya.

 

Di samping itu, mereka harus melebur dengan masyarakat, demi mewujudkan ukhuwah. Kemudian bersama-sama melakukan monitoring atau muhasabah, melalui aktivitas amr ma’ruf nahy munkar; tatabu fakta dan menganalisa masalah, serta mengurainya dengan solusi Islam.

 

Mereka pun perlu dilibatkan dalam aktivitas dakwah terhadap penguasa, untuk mewujudkan kehidupan Islam melalui penerapan Islam kaffah, dan mengeliminir seluruh kerusakan yang ada di tengah masyarakat. Sebab penguasa adalah pemilik kekuatan yang bertanggung jawab terhadap penghidupan umat.

 

Inilah serangkaian aktivitas politik, yang akan mengasah pemikiran anak-anak usia remaja, tentang problematika umat, sekaligus menuntaskannya dengan solusi hakiki. Maka bulan tarbiyah sejatinya menjadi agenda bersama, untuk mewujudkan umat terbaik. Kuntum khairu ummah, ukhrijat linnas.

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *