Pemberdayaan Pemuda dalam Pandangan Islam

Pemuda dalam agama Islam, memiliki peran penting dalam peradaban dan juga keberlangsungan penerapan syariat Islam. Hal ini karena potensi terbaik manusia selama hidup ada pada masa muda. Banyak hadis yang meriwayatkan tentang pemuda. Salah satunya dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dalam hadis itu dijelaskan bahwa salah satu orang yang kelak akan mendapatkan naungan Allah  di akhirat adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Swt.

Para pemeluk Islam terdahulu dari kalangan sahabat juga banyak dari kalangan pemuda. Bahkan, para penakluk dunia dan juga ilmuwan muslim juga banyak yang terkategori pemuda. Lihat saja Zaid bin Tsabit, Zubair bin Awwam, Mushab bin Umair, Muhammad Al Fatih dan Abdurrahman An Nashir adalah beberapa sosok pemuda muslim yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban Islam.

Keberhasilan para pemuda muslim terdahulu tak lepas dari keberhasilan sistem pemerintahan Islam yakni Khilafah. Di mana Khilafah memberdayakan pemuda berdasarkan syariat Islam. Khilafah menjadikan akidah Islam sebagai landasan berpikir dan bersikap masyarakat. Khilafah juga menjamin masyarakat dalam memberikan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Khilafah juga memandang pemuda sebagai agen perubahan dan tonggak pembangun bangsa. Dalam aspek pendidikan, Khilafah memberikan sekolah gratis untuk semua warga negara. Khilafah juga memfasilitasi para intelektual dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga potensi pemuda terarah untuk kemajuan masyarakat dan peradaban Islam.

Tak hanya itu, pemuda juga dicetak untuk menjadi pejuang Islam yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Pemuda pejuang Islam ini mengharuskan adanya kepribadian Islam dalam dirinya. Sehingga pemuda juga memiliki pemahaman yang benar akan pemikiran-pemikiran Islam. Hingga potensi pemuda tidak mengalir hanya untuk memenuhi laku ekonomi saja seperti di dalam sistem kapitalisme.

Potensi pemuda dalam sistem pemerintahan Islam diarahkan untuk menjadi sosok individu yang taat, berpengetahuan luas, berpengaruh dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Pemuda juga diarahkan untuk siap membangun keluarga dan masyarakat. Dengan kemandirian dan keahlian yang dimiliki dan ditunjang oleh negara. Inilah gambaran umum pemuda yang dicintai oleh Rasulullah saw. Sebagaimana sabda beliau saw. “Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah.” (HR. Ahmad).

Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran.

Untuk mewujudkan sosok pemuda seperti di atas, maka pemuda harus melakukan pembinaan intensif terhadap tsaqafah Islam. Sebagaimana yang dilakukan oleh para pemuda yang dibina oleh Rasulullah saw. dan menjadi bagian dari kuatlah rasul. Pemuda juga harus memiliki jiwa berkorban kepada Islam sehingga pemuda turut bergabung dalam jamaah dakwah yang sahih. Pemuda juga harus tertanam dalam dirinya untuk menjaga keberlangsungan kehidupan Islam. Hingga pemuda akan menjaga negara Islam dari segala upaya yang dapat menghancurkannya. Baik dari upaya yang bersifat fisik maupun non fisik. Baik yang sifatnya pemikiran maupun yang lainnya.

Wallahu a’lam bishawab.

Artikel Lainnya

Peran Pemuda dalam Kebangkitan

Masih banyak sosok pemuda sekelas negarawan, di masa kejayaan Islam. Nama mereka harum semerbak mewangi, dikenang, hingga berabad lamanya. Tetapi tentu saja mereka tidak lahir dari ruang hampa. Kepiawaian mereka pun tidak otomatis terjadi begitu saja. Tetapi dibentuk oleh sistem sahih yang datangnya dari Rabb, pencipta alam semesta, yang dapat menumbuhkan pribadi baik dalam diri mereka.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *