Bukan Hari Biasa

Seringkali melihat banyak dari kaum Muslim yang menganggap enteng perintah dan larangan Allah SWT, zat yang mereka imani dan mereka sembah. Tak menutup aurat sempurna, alasannya keluar sebentar, gak ada yang lihat dan ada ustaz yang membolehkan kalau sebentar. Alasan yang terakhir perlu dicari pembuktiannya. Dan hingga hari ini si Fulana tersebut juga belum bisa menyebutkan nama si ustaz itu.

 

Seolah mereka banyak waktu untuk mengadakan pertobatan, padahal siapa tahu panjangnya umur? Sehari, dua, semenit dua, atau beberapa detik malaikat maut menjemput?

 

Mereka seolah punya banyak hari, ya, memang, hari ini , hari tak cuma satu. Ada hari ibu, hari ayah, hari anti tembakau, hari demokrasi internasional, hari raya, hari kelahiran, hari kematian bahkan di pulau Jawa ada yang namanya “weton” atau hari yang memuat angka, dimana angka itu memuat sifat, keberuntungan dan naas. Hingga sebuah pernikahan bisa batal ketika weton calon pengantin pria dan wanita tidak sesuai, ditakutkan pernikahannya akan membawa sial.

 

Namun ada satu hari yang manusia enggan memikirkannya hingga lalai dalam mempersiapkan kedatangannya. Yaitu hari yang disebut dalam firman Allah SWT berikut ini, “Dan takutlah kamu pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun. Sedangkan syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong.”(QS Al Baqarah :48).

 

Meskipun ayat itu untuk memberi rasa takut dan jera kepada kaum Yahudi yang terlalu cerewet hingga kufur nikmat, namun ketika diberitahukan kepada Nabi Muhammad dan tidak ada ayat lain yang menyatakan kekhususan, maka perintah itu juga berlaku untuk umat Nabi Muhammad.

 

Allah menggambarkan kengerian di satu hari itu, yaitu tak ada pertolongan, tak ada syafaat bahkan tebusan apapun tidak diterima. Mengapa demikian ? Sebab setiap manusia menanggung dosanya sendiri, tak ada yang bisa dimintai bantuannya meskipun itu adalah ayah kandungnya, kerabat dan orang yang ia kenal.

 

Maka Allah dalam QS At Tahrim 66:6 memberikan panduan dengan berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

 

Orang beriman salah satu cirinya adalah selalu mengadakan persiapan, menambah perbekalan untuk hari esok. Dan memang sejatinya kita beramal hari ini adalah demi kebaikan kita di hari dimana tidak ada pertolongan kecuali amal ibadah kita hari ini. Kematian tidak lebih mengerikan dari hari ini. Jika kematian, jelas bahwa setiap yang bernyawa akan mati, namun hari ini, hari akhir, hari kiamat, kita belum tahu setelahnya akan dibawa kemana? Surga atau neraka.

 

Dan kini, berapa banyak kaum Muslim yang mampu berfikir jauh melampaui masanya? Padahal banyak ayat Alquran yang menyatakan bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik. Digambarkan pula kenikmatan yang bagaimana yang diberikan kepada manusia yang berhak menikmati surga.

 

Kaum Muslimin yang sudah diracuni dengan sistem batil ini, menganggap kehidupan hari ini final, sehingga tujuan hidupnya tak sampai akhirat. Masih dengan arogannya mencampur adukkan Haq dan yang batil. Mengambil demokrasi sebagai sistem hidup, bukan Alquran. Dengan pongahnya mengambil riba dan menambahnya setiap kali selesai dengan sebelumnya. Beraktifitas dengan kemaksiatan seolah menjadi gaya hidup, aib diumbar bahkan dijadikan konten. Kekacauan inilah ladang amal setan, yang mereka bertekad tidak akan tinggal di neraka sendirian dengan bangsanya, namun juga manusia.

 

Sinar matahari yang jaraknya ratusan juta kilometer tahun cahaya dari bumi, manusia masih mengeluh kepanasan. Bagaimana dengan keadaan neraka dengan bahan bakar batu? Jika kayu, begitu menjadi abu api akan padam, namun batu? Akan awet dan entah seberapa besar batunya.

 

Maka, jangan cukupkan aktifitas kita dengan ibadah mahdoh saja, namun tambah dengan amalan wajib lainnya seperti amar makruf nahi mungkar. Agar kesadaran kaum Muslim muncul bahwa kita butuh suasana keimanan yang sama. Peraturan yang sama berikut perasaan yang sama agar tak sia-sia. Wallahu a’ lam bish showab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *