Hai Sobat, Yuk Bumbata!

Hai sobat muslim dan muslimah. Bagaimana kabar keimanan kalian hari ini? Apa yang kalian pikirkan hari ini? Bukankah itu kalimat yang biasanya ada di dalam beranda media sosial kalian?

Tapi tunggu dulu. Kali ini kita tidak akan membahas apa yang kalian rasakan sekarang. Karena perasaan setiap orang pasti berbeda. Setuju?

Sobat, pernahkah kalian di pagi hari memikirkan orang lain? Pernahkah kalian memikirkan apa yang sedang terjadi diluar sana? Bagaimanakah nasib para korban kerusuhan Kanjuruhan? Atau memikirkan yang lainnya?

Yup, ketika kalian memikirkan orang lain sebenarnya kalian peduli terhadap mereka. Rasa peduli itu merupakan sikap terpuji yang harus kita jaga. Kenapa?

Karena kita sesama muslim adalah bersaudara. Dalam suatu riwayat hadits, Rasulullah Saw telah bersabda, “Janganlah kamu sekalian saling mendengki, saling menipu, saling memarahi dan saling membenci. Muslim yang satu adalah bersaudara dengan Muslim yang lain. Oleh karena itu, ia tidak boleh menganiaya, membiarkan, dan menghinanya. Takwa itu ada di sini [Rasul menunjuk dadanya tiga kali]. Seseorang itu cukup dianggap jahat bila ia menghina saudaranya sesama Muslim. “Setiap Muslim yang satu terhadap Muslim yang lain itu haram mengganggu darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR Muslim).

Nah, dari hadits diatas jelas dong kalau muslim harus peduli dan saling menjaga satu sama lain. Eh, tapi menjaga dari apa nih? Tentu menjaga dari hal yang tidak diperbolehkan oleh syariat Islam. Betul tidak?

Sobat, meskipun kalian memiliki rasa peduli kepada sesama, namun diluar sana masih ada lho muslim yang justru tidak mau peduli dengan yang lain. Diantara mereka justru acuh dengan urusan saudara seimannya. Mau saudara seimannya shalat atau tidak, mereka tidak peduli. Bahkan ketika saudara muslimnya berbuat maksiat, mereka juga tidak peduli. Kira-kira, kenapa mereka bisa begitu?

Sobat, disadari atau tidak, saat ini kita semua sedang dalam cengkeraman sistem sekularisme. Apaan tuh? Yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Jadi, agama tidak boleh turut mengurus urusan kehidupan sehari-hari manusia. Alhasil, manusia bebas berbuat semau mereka.

Kalau kebebasan ini terus dibiarkan, maka akan mengakibatkan adanya pertengkaran, perselisihan dan pertingkaian diantara sesama manusia. Bahkan bisa mengakibatkan kepada kesengsaraan hidup lho. Na’udzubillahi min dzalik.

Sobat, karena kita sesama muslim adalah bersaudara, maka kita harus senantiasa Bumbata (Buka Mata dan Buka Telinga) terhadap segala permasalahan yang ada disekitar kita. Terlebih lagi itu menimpa umat Islam. Karena ibarat kapal, kita adalah para penumpang yang berada dalam kapal yang sama. Sebagaimana sabda nabi Muhammad Saw. Dari Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,

Permisalan orang yang menjaga larangan-larangan Allah dan orang yang melanggar larangan-larangan-Nya adalah bagaikan sekelompok orang yang berundi dalam sebuah kapal. Akhirnya ada sebagian orang mendapat bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut. Orang-orang yang berada dibagian bawah bila ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikan saja kita membuat (satu) lubang di bagian kita ini, (tentu) tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.”
Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang di bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Dan, bila mereka melarang orang-orang yang di bawah berbuat demikian, maka mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” (Hadits riwayat Al-Bukhari).

Sobat, rasa peduli kita kepada sesama muslim dapat dilakukan dengan cara saling menasehati dalam menyampaikan syariat Islam. Karena Rasulullah Saw juga bersabda, “Agama itu adalah nasihat. Kami (para shahabat) bertanya: Untuk siapa (Ya Rasulullah) beliau menjawab; Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya serta pemimpin-pemimpin umat Islam dan juga bagi orang Islam umumnya.” (HR. Muslim).

Perlu digarisbawahi juga bahwa kita akan bisa menyampaikan nasihat jika kita memahami semua aturan syariat Islam. So, kita juga harus turut serta untuk menuntut ilmu dengan memahami tsaqafah (pemikiran) Islam. Tidak hanya masalah aqidah dan ibadah. Namun juga yang berkaitan dengan muamalah, sistem pergaulan, sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem hukum dan sistem pendidikan dalam Islam. Karena Islam merupakan agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

 

Artikel Lainnya

Marak Perundungan Anak, Dimana Letak Masalah Utamanya ?

Kasus perundungan tidak akan menuai penyelesaian dengan seruan revolusi mental, pendidikan berkarakter ataupun kampanye anti bullying. Sesungguhnya akar utama masalah perundungan adalah sistem kehidupan sekuler liberal yang rusak dan merusak. Sebaliknya, permasalahan generasi saat ini akan menuai penyelesaian dengan mengembalikan peradaban Islam yang komprehensif dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara melalui institusi Khilafah. 

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *