Nabila Kakak Yang Baik
“Kakak, tolong ambilkan popok adik ya,” teriak bunda dari dalam kamar.
Nabila segera berlari menuju halaman belakang rumah. Di sana sudah tampak belasan popok kain yang menggantung di jemuran. Nabila dengan sigap mengambil satu persatu kain popok bayi yang ada di gantungan putar.
Nabila tak kesulitan mengambil kain popok karena ia masih dapat meraih tali popok yang menjulur panjang ke bawah. Setelah selesai mengambil, Nabila lalu berlari ke kamar bunda dan menyerah popok kain yang sudah diambilnya.
“Terima kasih ya, Kak Nabila sayang,” kata bunda.
Nabila tersenyum dan melihat bunda menggantikan popok kain adiknya yang masih berusia dua minggu yang bernama Ayla.
“Bunda, kenapa adik Ayla tidak pakai popok sekali pakai saja?” tanya Nabila.
“Adik Ayla masih sering buang air besar setiap hari, Kak. Jadi nanti terlalu sering ganti popok sekali pakai. Kan sayang,” kata bunda sambil tersenyum.
Nabila mengangguk tanda paham. Ia mengamati betul bagaimana ayah dan bundanya memperlakukan adik Ayla. Meskipun kini ayah dan bunda semakin sibuk, Nabila tidak bersedih. Ia senang bisa membantu ayah dan bunda untuk merawat Ayla.
“Nah, adik Ayla sudah ganti popok dan tidur lagi. Kak Nabila sekarang mau belajar ditemani bunda tidak?” tanya bunda.
Lagi-lagi, Nabila menganggukkan kepala. Ia senang meskipun Ayla lahir, ayah dan bunda tetap mengurusnya dengan baik. Meskipun waktu yang diberikan tentu tak seperti yang dulu.
Setelah belajar, bunda memasak untuk persiapan makan malam. Saat bunda memasak, Ayla tiba-tiba menangis. Nabila lalu menghampirinya dan memeriksa popok kainnya.
Rupanya, Ayla menangis karena popok kainnya basah. Nabila lalu berlari ke dapur dan menyampaikan kepada bunda. Sang bunda lalu mengecilkan api kompor dan meminta Nabila memperhatikan gorengan ayam bunda. Jika warnanya sudah kecoklatan, Nabila harus memanggil bunda yang ada di kamar.
Alya kembali tertidur. Bunda pun kembali ke dapur. Nabila bingung apa yang harus dilakukan. Bunda sibuk untuk menyiapkan makan malam tanpa menyuruh Nabila satu hal pun.
Nabila akhirnya pergi ke kamar bunda. Ia melihat adik Ayla yang begitu lucu di hadapannya. Ia berpikir, mungkin inilah yang dilakukan ayah dan bunda saat ia masih kecil seperti Ayla.
Saat Ayla mulai berubah raut wajahnya seakan ingin menangis, Nabila spontan menepuk-nepuk badan Alya dengan lembut seperti yang bunda lakukan. Nabila juga membacakan surat-surat pendek yang ia hafalkan. Tak lama kemudian, Ayla pun kembali tertidur.
Setelah selesai memasak, bunda tak melihat ada Nabila di dapurnya. Kaget karena tak ada Nabila, bunda lalu mencari Nabila di dalam rumah. Namun tak ia temukan.
Sampai akhirnya, bunda melihat pintu kamarnya terbuka. Alangkah terkejutnya bunda. Ia melihat Nabila telah tertidur pulas di samping adik Ayla. Bunda lalu mencium Nabila dan membangunkannya.
“Kak Nabila, bangun. Ayo makan lalu salat magrib,” kata bunda.
Sambil mengedipkan mata, Nabila pun terbangun. Ia pun tak menyadari bahwa ia sudah tidur di samping Ayla. Nabila lalu dituntun bunda menuju meja makan.
Bunda memeluk Nabila dan mengatakan bahwa bunda bangga kepada Nabila yang punya inisiatif menjaga Ayla ketika bunda sedang sibuk dengan pekerjaan rumah. Nabila pun tersenyum dan mengatakan bahwa ia akan jadi kakak yang baik untuk Ayla.
Komentar