Bangkitnya Literasi Generasi Muslim : Pembuka Jalan Masa Depan Peradaban Islam nan Gemilang

 

Kata literasi kerap kali dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis saja. Padahal literasi yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk memahami, mengevaluasi secara kritis, dan mengelola informasi yang bermanfaat, salah satunya dalam bentuk tulisan.

Literasi yang baik berpengaruh besar pada generasi penerus dan menjadi hal yang sangat penting karena menentukan masa depan suatu bangsa. Tumbuhnya literasi terutama di kalangan generasi muda, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berpikir kritis sehingga memiliki kecerdasan untuk memilah informasi yang penting dan bermanfaat.

Hal yang sangat disayangkan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Menurut survey Katadata Insight Center (KIC) yang bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) indeks literasi digital di 34 provinsi belum mencapai level “baik”.

Bahkan data terbaru UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Ini artinya dari 1000 orang warga Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca. Kondisi ini mengakibatkan kemunduran luar biasa dalam mencetak generasi yang cinta ilmu, bahkan masa depan bangsa menjadi taruhannya.

Dalam Islam literasi lahir karena kecintaan terhadap ilmu, Allah memerintahkan untuk iqra (bacalah) yang artinya umat Islam diwajibkan untuk memahami dan mengenali ilmu Allah agar dijadikan landasan berpijak dalam menjalani keteraturan hidup. Serta menguasai ilmu alam (sains dan teknologi) yang dapat dipergunakan untuk mempermudah dalam menjalani kehidupan guna menyokong ketaatan kepada Allah dan syariatnya.

Lunturnya literasi saat ini merupakan malapetaka besar yang harus dihadapi oleh umat Islam terutama di Indonesia. Masuknya paham kapitalis-liberal yang menilai kebahagian diukur hanya dengan limpahan materi menjadi salah satu sebabnya. Sehingga generasi muda saat ini hanya mengejar kehidupan dunia saja tanpa memikirkan akhirat.

Mereka semakin terlena dengan perkembangan media sosial yang pesat, ditambah kemajuan teknologi yang menyediakan beragam informasi dan hiburan tanpa harus berlelah-lelah membaca buku. Pada akhirnya menggeser bahkan menghilangkan standar memandang dan menghargai ilmu.

Umat Islam kehilangan referensi pemimpin masa depan bahkan pemikiran dan pemahaman asing yang merusak diadopsi secara menyeluruh tanpa menyaring terlebih dahulu. Pada prakteknya hal ini semakin menjauhkan generasi muda dari ketaatan kepada Allah juga menimbulkan kesengsaraan dan kemunduran peradaban. Serta kemandulan dalam bidang sains dan teknologi sehingga hilanglah para ilmuwan dan cendekiawan muslim masa depan.

Islam tidak lagi menjadi “Beacon of Civilization” sebagaimana dahulu diakui oleh bangsa Eropa dan Amerika. Umat Islam tidak lagi menjadi mercu suar peradaban dunia bahkan untuk mewujudkan Islam rahmatan lil ‘ alamin semakin jauh panggang dari api.

Padahal salah satu syarat membangun peradaban adalah dari buku. Karena dari buku itulah berbagai bidang keilmuan ditulis oleh para ahli dan pakar di bidangnya masing-masing. Umat Islam dapat mengakses buku untuk kepentingan beragam mulai dari hukum, sosial, sains, teknologi, dsb. Jadi tatanan masyarakat maju bisa terealisasi.

Sudah saatnya kaum muslim kembali kepada kepemimpinan Islam dibawah naungan Daulah Khilafah. Karena hanya Daulah Khilafah yang mampu mencetak generasi muda pemimpin perubahan yang mencintai buku dan ilmu. Perpustakaan megah dan nyaman, koleksi buku yang lengkap dan bisa diakses oleh siapa saja secara gratis adalah fasilitas yang diberikan Daulah Khilafah saat itu dalam mendukung dan berperan aktif untuk kemajuan peradaban Islam.

Kecintaan terhadap ilmu tidak lain karena ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dalam Alquran, Allah berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ – ١١

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Ketika peradaban Islam memimpin dunia, lahirlah para ilmuwan dan cendekiawan muslim yang keilmuannya bermanfaat hingga hari ini seperti Ibnu Sina (peletak dasar ilmu kedokteran) , Al Khawarizmi (penemu teori Aljabar dan Aritmatika) , Fatimah Al Fihri (pendiri universitas pertama di dunia) , dan masih banyak lainnya.

Waktunya generasi muda Islam bangkit menyongsong perubahan hakiki menjadi pemimpin masa depan yang mencintai buku dan ilmu, taat dan cinta kepada Allah dan RasulNya serta syariatNya.

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *