11 Pelaku Pengeroyokan di Lhokseumawe Diamankan Polisi

ReLHOKSEUMAWE – Polsek Banda Sakti mengamankan sebelas remaja pelaku pengeroyokan menggunakan benda tumpul dan senjata tajam (sajam), penangkapan para pelaku diakukan personel di berbagai lokasi. 

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, SIK melalui Kapolsek Banda Sakti, Iptu Faisal, SH, Kamis (13/10/2022) mengatakan, adapun identitas pelaku, yakni RA (16), MF (16), AZ (16), ZA (16), MR (16), MR (15), MN (14) dan F (16). Sedangkan ZU (16), MF (17) dan seorang tersangka dewasa berinisial M (19) diserahkan oleh orangtuanya ke Mapolsek Banda Sakti. Sedangkan korban adalah SZ (13) warga Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.

Lanjutnya, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (8/10/2022) lalu, saat itu sekitar 21.30 WIB korban sedang duduk-duduk bersama temannya dan empat orang lainnya di Lapangan Sudirman Kampung Jawa Lama, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Lalu, tiba – tiba datang 20 orang dengan membawa kunci besi dan besi-besi panjang memukuli korban.

“Melihat kejadian itu, beberapa anggota TNI AD langsung melerai dan korban dibawa ke terminal bus kota Lhokseumawe untuk diobati, tidak lama setelah korban diobati oleh orang yang korban tidak kenal, terlapor berinisial F dan 10 orang temannya datang ke terminal bus serta langsung memukuli korban,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kata Kapolsek, korban juga dibawa paksa menggunakan sepeda motor terlapor ke sebuah bangunan kosong yang terletak di dekat pasar sayur Desa Pusong Baru, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Di dalam bangunan itu, korban diikat dan kembali dipukuli secara bersama – sama menggunakan alat seperti batu, balok dan celurit. Pada saat korban ingin dimasukkan ke dalam got oleh tersangka, korban diselamatkan oleh seorang pria dewasa yang kebetulan melihat peristiwa dimaksud.

“Setelah menerima laporan, Polsek Banda sakti berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Lhokseumawe melakukan penyelidikan dan upaya hukum lebih lanjut, pada Senin (10/10/2022) kemarin para pelaku yang merupakan warga Kota Lhokseumawe berhasil kita amankan, tiga diantaranya diserahkan oleh orangtuanya ke Mapolsek Banda Sakti,” pungkas Kapolsek.

Selain itu, tambah Kapolsek, petugas juga menyita barang bukti berupa dua unit sepeda motor matic, satu potong kayu, satu helai tali plastik, sendal jepit dan sebilah celurit yang diamankan Sat Reskrim Polres Lhokseumawe terkait perkara pembacokan.

Pelaku tersebut dijerat Pasal 170 KUHP Subs Pasal 76C Jo Pasal 80 Ayat (1) UU RI NO 35 THN 2014 TTG Perubahan atas UU RI NO 23 THN 2002 TTG Perlindungan Anak Subs UU RI NO 11 THN 2012 TTG Sistem Peradilan Pidana Anak dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Pemuda Krisis Identitas Memicu Masifnya Kriminalitas

Kriminalitas yang dilakukan oleh para pemuda, termasuk tawuran terus terjadi semakin masif dan semakin mengerikan. Seperti yang dilansir dari Rri.co.id KBRN, Cianjur : Polsek Cidaun Cianjur melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat.

Penyebab utama semua faktor yang dapat memicu masifnya kriminalitas pemuda, adalah terletak pada penerapan sistem yang tidak berlandaskan kepada syariat Islam. Pada faktanya, saat ini sistem yang dipakai adalah kapitalisme yang di mana di dalamnya terdapat sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Ketika para pemuda dibesarkan dalam sistem sekulerisme, maka yang terjadi adalah mereka akan mengalami krisis identitas terhadap agama mereka sendiri.

Seharusnya kita menyandarkan segala sesuatu kepada Islam, karena sejatinya Islam adalah mabda (ideologi). Islam bukan hanya sekedar agama yang mengurusi peribadatan saja, tetapi Islam adalah suatu pandangan yang mendasar dalam kehidupan. Sehingga, Islam hadir sebagai pengatur kehidupan.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *