Politik Permukaan, Tak Sentuh Akar Persoalan, Mimpi Perubahan

Suara Netizen Indonesia–Sepertinya, ada hal baru yang belakangan ini viral, tingkah polah para pemimpin kita dalam rangka mengurusi urusan rakyat. Lebih aktif di layar kaca atau media sosial, memberitakan kegiatannya, seolah baik tapi sebenarnya para pemimpin kita sedang mempertontonkan parade politik permukaan.

 

Politik yang hanya menampilkan pencitraan layaknya saat kampanye pemilihan pemimpin dalam pemilu. Jika dilanjutkan, jelas sangat berbahaya bagi rakyat, sebab tidak ada sebenar-benarnya pengurusan yang sampai pada tataran mengangkat penderitaan mereka dan menggantinya dengan kesejahteraan, tidak sehari dua, sebulan dua bahkan hingga pemilihan pemimpin dalam pemilu diadakan lagi. 

Baca juga: 

Kebijakan Mendang Mending, Saatnya Sistem Islam Tranding

 

Contoh tak hanya ada pada sosok KDM atau Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat era pemerintahan Presiden Prabowo yang melejit dengan ” anak nakal masuk barak militer” , ” yang ingin bansos wajib Vasektomi dulu ” dan lainnya. Namun di Sidoarjo, Jawa Timur, tampak pada sosok Wakil Bupati terpilih, Mimik Idayana.

 

Ia kerap melakukan kegiatan sosial, seperti beberapa waktu lalu beliau melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat tinggal seorang warga lanjut usia yang hidup sebatang kara. Lokasinya di gubuk tak layak huni di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.

 

Orang tua itu bernama Tasripan, gubuk yang ditinggalinya, berdekatan dengan tanggul Lumpur dan jauh dari kata layak. Tasripan, sebatang kara, sehari-hari dia menggantungkan hidupnya dengan memungut botol bekas dan barang rongsok lainnya untuk dijual. Mimik datang bersama Baznas Sidoarjo memberikan bantuan sembako dan peralatan kebutuhan sehari-hari kepada Tasripan. Selain itu Mimik juga menawarkan tempat tinggal yang lebih layak di kos miliknya (RadarSidoarjo.id, 20-5-2025). 

 

Kemudian, dalam rangka mendukung program MBG Presiden Prabowo, Mimik Idayana, berkesempatan menggelar kegiatan sosial bertajuk Jumat Berkah dengan membagikan makanan bergizi dan susu gratis kepada anak-anak dan lansia. Kegiatan ini berlangsung di Desa Kalipecabean, Kecamatan Candi, Sidoarjo, pada Jumat pagi, 16 Mei 2025 lalu..

 

Dalam kegiatan tersebut, wabup Sidoarjo Hj.Mimik Idayana didampingi Kepala desa ( Kades ) Kalipecabean Arif Anshori. Puluhan warga tampak antusias menerima sajian makan bergizi dan susu segar yang disediakan langsung, Mimik Idayana memastikan program ini akan terus dilakukan secara rutin setiap hari Jumat dan menyasar berbagai desa di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo secara bergiliran.

Baca juga: 

Saat Penopang Peradaban Bodoh, Bersiaplah Roboh

 

Kegiatan ini adalah bentuk kepeduliannya kepada masyarakat, terutama anak-anak dan lansia yang membutuhkan asupan gizi seimbang dengan Dana yang berasal dari kocek pribadinya (panjinasional.net, 16-5-2025). 

 

Politik Permukaan Tak Sentuh Akar Persoalan

 

Apakah yang dilakukan oleh para pemimpin di atas akan membawa dampak perubahan? Jelas tidak! Sebaliknya akan memperberat jalan perubahan itu sendiri. Karena pertama, kegiatan ini hanya menyasar sekelompok masyarakat dalam lingkup yang kecil dan sebenar-benarnya hanyalah solusi praktis. Akan bertahan berapa lama? Butuh dana yang tak sedikit. 

 

Dalam beberapa hari lagi, rakyat akan masih merasakan penderitaan, dimana pendapatannya tak mampu membeli semua kebutuhan pokoknya. Kemiskinan akan bertambah parah. 

 

Kedua, ini adalah bukti nyata abainya penguasa atas nasib rakyat banyak. Yang seharusnya pemerintah memiliki wewenang melegalkan kebijakan untuk benar-benar menjamin kesejahteraan rakyat terwujud, malah berulang kali merugikan. Menambah kesengsaraan, karena meski bansos atau makan gratis diadakan, harga bahan kebutuhan pokok tetap tinggi. Pajak tetap dipungut, sekolah mahal, pendidikan mahal apalagi keamanan. 

 

Lembaga keamanan negara, seringkali menunggu viral baru bergerak, demikian pula dengan penjatuhan hukum dan sanksi, sama sekali tidak menimbulkan efek jera. Mereka yang kaya, koneksi luas bisa membeli hukum sementara rakyat terpaksa mendekam dalam penjara, karena tak mampu bayar pengacara. 

 

Ketiga, apa yang giat dikerjakan para pemimpin populis itu sejatinya malah menghambat jalan perubahan. Sebab rakyat tak distimulasi dengan pemikiran ada cara yang lebih baik yang bisa menjamin mereka sejahtera dalam waktu yang lama. Akhirnya yang terjadi, rakyat terus bergantung pada subsidi pemerintah. Inilah yang kemudian memberatkan, padahal perubahan itu harus diperjuangkan. 

 

Sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (TQS Ar-Ra’d: 11).

 

Islam Sistem Terbaik Wujudkan Kesejahteraan

 

Adalah hal yang niscaya di dalam sistem Kapitalisme, yang penting manfaat tanpa melihat halal haram, sebab landasannya pun sekular ( pemisahan agama dari kehidupan). 

 

Peran negara dalam sistem Kapitalisme sangatlah minim jika tidak dikatakan kosong. Rakyat seolah menjadi beban, karena terlalu banyak menyita anggaran negara. Tapi di sisi lain, rakyat adalah sumber pendapatan negara ,yaitu dengan wajibnya pungutan pajak. Baik kaya maupun miskin semua kena pajak. Akibatnya kesenjangan sosial semakin menganga lebar, sebab setiap individu rakyat tak sama potensi dan kemampuannya. 

Baca juga: 

Pendapatan Negara Macet, PNBP Diseret

 

Dalam pandangan Islam, di sinilah letak urgensitas peran negara, karena dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya ,seorang pemimpin sebuah negara bisa menyelenggarakan pengurusan urusan rakyat dengan terbaik, baik kualitas maupun kuantitas. 

 

Rasûlullâh Saw. bersabda, “Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Dia akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya.” ( HR. Bukhari , Muslim). Maka, seorang pemimpin tidak hanya berani ” seolah menyelesaikan masalah” yang tampak di media dan diliput menjadi berita, namun ia adalah penerapan syariat Islam. Tidak ada yang dibawa oleh seorang pemimpin dalam Islam kecuali Al-Qur’ an dan Sunnah. Ia berani mengadakan perubahan hakiki sebab kesadarannya sebagai hamba Allah yang kelak dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

 

Maka, seorang pemimpin dalam Islam wajib memperhatikan urusan rakyat dan mencurahkan segenap kekuatan yang dimilikinya agar jaminan sejahtera untuk rakyat benar-benar bisa dirasakan. Jika tidak, maka ia bersama dengan murkanya Allah SWT. 

 

Dalam Islam, negara wajib mengelola harta kepemilikan umum ( energi, tambang, minyak bumi dan lainnya) dan harta kepemilikan negara ( jizyah, fa’i, ghanimah, kharaz dan lainnya) untuk kemaslahatan rakyat. Dengan demikian secara otomatis negara juga bisa sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Ketika kepala keluarga atau laki-laki yang telah baligh dan memiliki keluarga yang ditanggung mudah dalam mencari nafkah, maka sebuah keluarga akan mampu hidup lebih baik. 

 

Negara menjamin kemudahan akses bagi rakyat menikmati kebutuhan publik seperti sekolah, jembatan, rumah sakit dan lainnya. Bahkan bila perlu digratiskan . Tak perlu pencitraan, hingga tampak di permukaan. Sebab, setiap kelengahan penguasa akan berakibat fatal pada rakyatnya. 

 

Satu lagi yang paling krusial, yaitu Mencerdaskan umat bahwa sama-sama berjuang agar syariat Islam diterapkan secara kafah adalah kewajiban tertinggi (tajul Furudh). Mereka tak bisa terus menerus menanti sembako dan lainnya, sementara keesokan harinya kembali susah seperti sediakala. Apalagi, penguasa hanya sekadar lips servis. Tak pernah benar-benar mengkaji secara mendalam akar masalah. Yang kemudian menjadi sebuah evaluasi yang sampai pada kesimpulan, Kapitalisme adalah ide sampah. Bagaimana mungkin seorang muslim justru mengekor sistem asing? Wallahulam bissawab. [SNI].

Artikel Lainnya

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *