Pernikahan Anak ditekan, Tetapi Zina dibiarkan
Suara Netizen Indonesia–Menghambat pernikahan itu artinya memangkas tingkat kelahiran. Jika wacana pencegahan nikah dini digaungkan di negeri mayoritas muslim ini, tentunya ada upaya untuk mengkerdilkan jumlah kaum muslimin yang lahir dari keluarga-keluarga muslim.
Kemenag beserta kementerian lainnya menganggap hal ini perlu dilakukan menimbang banyaknya generasi yang tidak berkualitas, kematian ibu dan bayi dan sebagainya (kemenag.go.id, 19-09-2024 ). Padahal datanya tidak objektif. Pemerintah terlalu cepat mengambil kesimpulan yang membahayakan cara pandang umat Islam terhadap pernikahan.
Di sisi lain, anak-anak kaum muslimin terus dihadapkan dengan free sex yang dalam sistem sekular saat ini, sah-sah saja dilakukan asalkan suka sama suka. Padahal gaul bebas sering kali berujung pada zina. Awalnya pacaran biasa tapi lama-kelamaan kehormatan bisa direnggut dalam sekejap mata. Ada yang terlanjur hamil dan ada juga setelah hamil memilih untuk aborsi. Masa depan generasi hancur lebur. Mereka terus dihadapkan dengan gaya hidup barat yang sangat jauh dari nilai-nilai Islam.
Masalahnya umat Islam sekarang dengan bangganya mengikuti barat tanpa filter. Seakan tidak gaul jika tidak ikuti trend yang menyesatkan saat ini. Secara terpaksa maupun sukarela suguhan tontonan selalu tampak di depan mata. Pendidikan yang tidak berbasis aqidah Islam menjadikan umat Islam tak lagi takut kepada Allah, sehingga bagi mereka tak ada penghalang untuk memenuhi semua keinginan mereka walaupun semuanya bertentangan dengan perintah Allah.
Pemuda muslim saat ini kehilangan identitasnya, tak lagi tampak secara zahir maupun batin ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Mereka bahkan cenderung mengolok olok ajaran Islam, karena dinilai ketinggalan zaman dan mengekang mereka untuk berekspresi secara bebas.
Semakin liberal pemikiran anak zaman sekarang. Apa jadinya jika hubungan halal yang semestinya didukung, pemerintah malah menghambatnya dengan berbagai alasan. Justru hal ini hanya akan menambah rentetan panjang permasalahan dari kerusakan moralitas anak bangsa ini. Karena terlihat anti dengan nikah dini di samping sex bebas yang malah difasilitasi.
Agaknya negeri ini tidak serius menangani persoalan free sex yang kian menjamur di kalangan pelajar. Mereka hanya hadir ketika sudah kejadian dan lupa memberikan solusi pencegahan. Sehingga wajar kejadian murid dengan gurunya di Gorontalo viral di sosial media. Dan yang sangat memalukannya lagi video mesum itu beredar luas dan bebas dikonsumsi oleh semua kalangan. Nauzubillah.
Anehnya pemerintah hanya menyasar pernikahan dini saja. Padahal hakikat pernikahan itu telah dijelaskan di dalam Islam sedemikian rupa sehingga mampu meminimalisir hubungan sex di luar pernikahan. Tetapi yang terjadi banyak di antara kalangan umat Islam saat ini yang tidak mau menikah justru lebih memilih untuk berzina.
Iklim seperti ini akan senantiasa berkembang dalam kehidupan yang jauh dari Islam. Karena hanya Islamlah agama yang paling memuliakan manusia dan kehormatan seorang perempuan. Islam memandang perkara zina sebagai suatu jalan yang sangat buruk sehingga harus dihentikan secara mutlak oleh hukum Islam yang dijalankan oleh suatu negara. Karena zina ini adalah persoalan sistemik yang juga harus diselesaikan dengan sistem yang benar.
Sejarah telah menorehkan kepemimpinan Islam saat itu justru negara hadir untuk memfasilitasi pernikahan bagi pemuda yang belum mampu secara harta untuk menikah. Di samping terus membekali umat Islam dengan pendidikan pernikahan sebagaimana mestinya. Sehingga wajar, menikah adalah perkara Sunah nabi yang dilestarikan dengan tujuan untuk meneruskan keturunan generasi umat Islam yang dibangun atas pondasi akidah Islam.
Selain itu, negara dengan tegas memberangus zina di atas permukaan bumi ini. Beserta segala pemicunya. Karena zina hanya akan mendatangkan bencana dan azab bagi pelaku dan orang yang mendiamkan perilaku nista itu. Wallahu alam. [SNI].
Komentar