Pelemahan Hukum Di Indonesia Nyata Adanya

Suara Netizen Indonesia-Deputi Direktur Amnesty Internasional Indonesia Widya Adiwena menilai hukum di Indonesia semakin lemah. Pasalnya, kriminalisasi kerap terjadi, terutama dari aparat kepada masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa (idntimes.com, 26/04/2024).

 

Pelemahan hukum di Indonesia nyata adanya. Terbukti makin banyaknya kriminalisasi dan juga banyaknya kasus yang tidak terselesaikan dengan tuntas. Menurut laporan Amnesty Internasional Indonesia, banyak masyarakat sipil yang kerap mendapat tindakan kriminalisasi dari aparat saat unjuk rasa. Bukannya hadir sebagai pemberi rasa keamanan, aparat justru tak segan untuk menggunakan kekerasan untuk membubarkan massa aksi demonstrasi (idntimes.com, 26/04/2024).

 

Hal ini adalah buah dari penerapan sistem hukum buatan manusia yang berbasis sekulerisme yang tidak mampu memberikan sanksi tegas dan menjerakan. Bahkan dengan sistem hukum buatan manusia ini, mampu menjadikan pihak yang berwenang bertindak semena-mena pada masyarakat sipil.

 

Kehadiran aparat yang seharusnya menjadi penegak keadilan di tengah masyarakat pun tidak dirasakan, justru sebaliknya bisa menjadi musuh bagi masyarakat sipil. Bahkan hukum tumpul ke atas namun tajam ke bawah sebab hukum bisa dijual belikan.

 

Demikianlah karakteristik sistem kapitalisme, yang hanya mencari keuntungan dalam penerapan sistemnya. Tak terkecuali dalam penerapan sistem hukumnya. Hukum bisa dijual belikan, sesuai kepentingan para kapitalis. Aparat bisa bertindak tidak adil, kepada rakyat kecil begitu keras bahkan siapapun yang dianggap bertentangan dengan kepentingan penguasa dan pengusaha pun rela dikriminalisasi oleh aparat.

 

Namun kepada para pejabat atau siapa saja yang memiliki modal besar, aparat bisa saja tutup mata. Dengan demikian, sampai kapanpun sistem hukum dalam kapitalisme tidak akan pernah bisa memberikan rasa keadilan di tengah masyarakat. Jelas sudah bahwa pelemahan hukum itu nyata.

 

Hal ini jauh berbeda dengan hukum dalam sistem islam. Sistem hukum Islam menutup celah kejahatan dan memberikan sanksi yang menjerakan tanpa terkecuali. Hukum tidak bisa dijual belikan, sebab sistem hukum dalam islam berlandaskan pada syariat islam bukan pada keuntungan. Sehingga aparat penegak keadilan pun juga akan menjalankan amanah yang didapatnya dengan penuh tanggungjawab sesuai syariat islam. Sebab ia tahu bahwa semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. 

 

Sistem hukum Islam juga akan mencegah terjadinya pelanggaran aturan Allah, termasuk mencegah adanya pejabat yang tidak amanah dan kebal hukum. Penerapan sistem sanksi dan sistem lainnya dalam bangunan islam tentu akan menjaga marwah hukum dan mewujudkan keadilan dan ketentraman dalam kehidupan. [SNI].

Artikel Lainnya

Performa Hukum di Indonesia Semakin Menurun

Performa hukum di Indonesia saat ini semakin menurun, ini adalah pendapat yang disampaikan oleh Widya Adiwena, Deputi Direktur Amnesty Internasional Indonesia yang dilansir dari situs berita Jakarta, IDN Times pada tanggal 26 April 2024. Praktik penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat terhadap masyarakat sering terjadi, terutama saat terjadi aksi demonstrasi. Berdasarkan laporan dari Amnesty Internasional, tindakan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM.

Standar Ganda HAM merupakan suatu konsep yang mengacu pada situasi di mana ada perlakuan yang tidak adil terhadap hak asasi manusia. Penerapan kekerasan dalam penegakan hukum mengindikasikan bahwa sistem hukum kita sedang mengalami masalah. Sungguh mengejutkan karena negara ini sebagai yang disebut merupakan salah satu negara yang menghargai hak asasi manusia. Tetapi, pada kenyataannya, bukti-bukti menunjukkan bahwa pelanggaran HAM sebenarnya dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Dalam agama Islam, tidak terdapat konsep yang disebut “Hak Asasi Manusia”. Semua hal dianggap melanggar hukum jika tidak sejalan dengan ajaran agama. Jika ada warga yang merasa tidak puas dengan kebijakan pemerintah, mereka berhak melaporkannya ke Majelis Umat. Kemudian, informasi ini akan diberikan kepada pemimpin atau penguasa daerah tersebut. Jika tidak diselesaikan, masalah ini bisa dilaporkan hingga ke pihak penguasa tertinggi, yaitu khalifah. Khalifah akan membuat keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat. Dengan demikian, tidak akan ada tindakan kekerasan atau keputusan yang tidak adil.

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Marak Perundungan Anak, Dimana Letak Masalah Utamanya ?

Kasus perundungan tidak akan menuai penyelesaian dengan seruan revolusi mental, pendidikan berkarakter ataupun kampanye anti bullying. Sesungguhnya akar utama masalah perundungan adalah sistem kehidupan sekuler liberal yang rusak dan merusak. Sebaliknya, permasalahan generasi saat ini akan menuai penyelesaian dengan mengembalikan peradaban Islam yang komprehensif dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara melalui institusi Khilafah. 

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *