Kehidupan Sekuler Kapitalis Melahirkan Individu Sadis
Melihat fenomena yang terjadi dalam keluarga-keluarga muslim saat ini, membuat hati miris, bagaimana tidak, keluarga yang seharusnya memberikan rasa aman, nyaman, tenang bagi anggota keluarganya. Antara suami, istri dan anak dapat menjalankan perannya masing-masing untuk menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga, namun fakta yang terjadi banyaknya keluarga yang mengalami kehancuran.
Maraknya perceraian, Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ), perselingkuhan dalam keluarga, menjadikan rapuhnya tatanan keluarga. Banyak hal yang melatarbelakangi rapuhnya keluarga seperti faktor ekonomi menyebabkan pertengkaran antara suami istri tak terkendali hingga berakhir tragis.
Keberadaan agama yang sejatinya menjadi pedoman keluarga dalam menjalani kehidupan rumah tangga dan dalam aspek kehidupan lainnya justru dikerdilkan bahkan ditinggalkan. Dalam keluarga kedudukan suami sebagai kepala keluarga tugasnya bukan saja mencari nafkah namun juga memberikan perlindungan terhadap anggota keluarga, justru melakukan hal tidak selayaknya dilakukan.
Dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID, seorang suami bernama Nando dengan tega membunuh istrinya yang bernama Mega Suryani Dewi di kontrakannya. Menurut Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusna, Nando merasa kesal ketika ditanya masalah uang belanja. Sebelum melakukan aksinya, pelaku dan korban sempat cekcok masalah ekonomi.
Berdasarkan pengakuan pelaku, bahwa dia membentak dan menampar yang menyebabkan istrinya terjatuh ke lantai dan tak berdaya. Pelaku semakin kalap dan berusaha membunuh istrinya, menyeretnya ke dapur dekat kamar mandi lalu dengan cara menggorok leher menggunakan pisau dapur.
Dalam sistem kapitalisme sekuler yang menafikan agama dalam kehidupan, membiarkan segala bentuk keburukan terbuka lebar. Perbuatan suami yang melakukan tindakan keji kepada istrinya menjadi contoh salah satu dari sekian banyak permasalahan yang menimpa keluarga. Beratnya ujian hidup menjadikannya tidak mampu untuk berfikir waras, sehingga mampu melakukan pembunuhan terhadap orang yang layak mendapat perlindungannya.
Faktor keimanan menjadi salah satu faktor seseorang melakukan tindakan terpuji atau tercela, namun hal ini tidak berlaku dalam sistem sekuler kapitalisme saat ini. Pemisahan agama dari kehidupan yang menjadi landasannya, tidak menjadikan agama sebagai tolak ukur dalam kehidupan manuska. Materi dan manfaat yang menjadi dasar seseorang melakukan segala sesuatu tanpa dipengaruhi ajaran agamanya.
Sebuah hal yang wajar terjadi dalam sistem ini, jika seseorang begitu mudah menghilangkan nyawa seseorang, hal ini disebabkan sistemnya yang rusak sehingga kerusakan juga akan terjadi dalam seluruh aspek kehidupan, akidah dan keimanan pun kian tergerus dengan gaya hidup yang serba permisif. Sistem sekuler kapitalis ini membuka peluang selebar-lebarnya dalam keburukan.
Dalam Islam diajarkan bahwa hidup manusia adalah untuk beribadah dan rida Allah menjadi tujuan bagi seorang muslim. Bagimana Islam mengajarkan dan menuntun kaum muslim untuk menjadikan agama sebagai pedoman dan pegangan hidup agar tidak tersesat dan salah arah dalan menjalani kehidupan di dunia.
Begitu luar biasa menjadi seorang muslim yang beriman, Islam mengajarkan saat mengalami kekurangan, ujian, kepahitan hendaknya bersabar, dan saat mendapatkan nikmat dan kebahagiaan senantiasa bersyukur. Iman yang kuat akan menjadi perisai untuk tidak melakukan hal yang merugikan baik di dunia terlebih di akhirat kelak.
Keberadaan negara sebagai pelindung rakyat sangat mempengaruhi keberlangsungan kehidupan rakyatnya. Negara hadir untuk menjaga akidah umatnya. Suasana keimanan rakyat dijaga agar senantiasa dalam ketaatan baik. Dalam siatem pergaulan, tontonan akan dijaga dari opini buruk yang akan merusak pemikiran kaum muslim. Begitu juga negara akan memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya dalam kesehatan , pendidikan, kesehatan, keamanan dan aspek lainnya.
Negara juga membuka lapangan pekerjaan bagi laki-laki sebagai pemimpin keluarga yang memiliki kewajiban mencari nafkah. Ibu sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anak akan melaksanakan tugasnya dengan fokus dan nyaman mendidik anak tanpa harus menjadi pekerja, sehingga kewarasan seorang ibu terjaga meski banyak aktivitas yang harus dilakukan sebagai seorang ibu, karena sadar mengirus urusan keluarga adalah kewajibannya.
Hal ini hanya bisa terjadi saat Islam dijalankan secara kaffah dalam kehidupan.Wallou’alam
Komentar