Yuk, Fungsikan Media dengan Benar
Media dalam komunikasi berasal dari kata “mediasi” karena mereka hadir di antara pemirsa dan lingkungan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebutkan media massa. Sedangkan banyak ragam media yang merupakan multimedia yang bisa difungsikan oleh masyarakat sebagai sarana mediasi mereka, seperti media cetak, media massa, media elektronik, media film dan media pendidikan. (Wikipedia)
Sebagai saluran komunikasi yang memediasi seseorang dengan dunia sekitar, media akan bisa digunakan dalam 2 hal yang saling bertentangan. Satu sisi dia bisa menjadi pencerah masyarakat, dari pemberitaan hal yang benar dan mencerdaskan. Sisi lain, bisa menjadi alat untuk merusak dan menghancurkan masyarakat, di saat pemberitaan yang disampaikan adalah sebuah kebohongan maupun seruan keburukan.
Penggunaan media pada 2 sisi tersebut tentunya sangat dipengaruh dengan pola sistem kehidupan yang melingkupi masyarakat. Manakala sistem kehidupan masyarakat diliputi dengan aturan kebebasan, pembajakan peran media akan sangat mudah dilakukan. Media bisa digunakan sebagai alat provokasi dan hoaks bahkan intimidasi untuk mencapai tujuan tertentu dari mereka yang mempunyai kepentingan.
Kehidupan sekuler yang mengabaikan agama, telah mengebiri media pada kepentingan elit tertentu untuk meraih tujuan yang hanya menguntungkan sebagian kecil kelompok. Kalaupun muncul arahan Wapres kepada media menjelang Pemilu 2024 untuk tidak menjadi corongnya para provokator yang menyebarkan kebencian dan permusuhan, hal tersebut sangat tendensius. Mengingat selama ini, faktanya media justru menjadi alat pihak tertentu untuk mencapai tujuannya.
Hal tersebut pun ditegaskan oleh Dosen di Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI), Rocky Gerung yang memberikan kritik terhadap pemerintah. Rocky menyampaikan bahwa pembuat hoax terbaik adalah penguasa. Dia memiliki seluruh peralatan untuk berbohong. Intelijen, data statistik dan media, hanya pemerintah yang punya, sehingga hanya pemerintah sajalah yang mampu berbohong secara sempurna. https://news.republika.co.id
Sejatinya, media memiliki peran strategis dalam mencerdaskan umat. Media juga mempunyai fungsi penting dalam mengungkap kebenaran dan menyampaikan aspirasi umat. Dalam Islam sikap bermedia tidaklah berazas kebebasan tapi berlandas pada halal dan haram. Penyampaian kebohongan dalam media jelas diharamkan. Siapapun dia, baik penguasa maupun rakyat haruslah menggunakan media dalam pemberitaan yang benar dan sesuai syariat Islam.
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” QS. An Nisa ayat 83.Ayat ini menjelaskan bagaimana sebenarnya penguasa mempunyai peran strategis dalam penyampaian berita pada masyarakat. Maka penguasa mempunyai kewajiban pengaturan pemberitaan sesuai dengan yang Allah SWT perintahkan.
Islam memiliki tuntunan tentang peran media yang seharusnya. Dalam Islam, negara akan mengeluarkan UU yang menjelaskan garis-garis umum politk negara dalam mengatur informasi sesuai ketentuan hukum Syariah. Semua dilakukan dalam rangka:
- Melayani kemaslahatan Islam dan kaum muslimin serta seluruh rakyat Daulah
- Membangun masyarakat Islam yang kuat yang berpegang teguh pada agama Allah SWT
- Menyebarluaskan kebaikan dari dan dalam masyarakat
Negara Islam akan membersihkan media dari pemikiran yang rusak dan merusak, pengetahuan yang sesat dan menyesatkan. Hingga berbagai pemikiran dan pengetahuan yang hadir di masyarakat, semuanya bertujuan untuk memurnikan dan menjelaskan kebaikan. Menghadirkan keimanan dan ketaatan, serta senantiasa memuji Allah, Tuhan Semesta Alam.
Wallahu’alam bishowab
Komentar