Wiwing Noeraeni : Bulan Ramadhan, Momentum Panen Pahala
Ustadzah Wiwing Noeraeni dari Lingkar Studi Tsaqofah menjelaskan bahwa bulan Ramadhan merupakan momentum panen pahala. “Dengan niat yang ikhlas dan berusaha memperbanyak amal sholeh, maka kita benar-benar mendapatkan panen pahala di bulan suci Ramadan ini,” tuturnya dalam Kuntum Khaira Ummah, melalui kanal Youtube Muslimah Media Center (MMC) Channel, Sabtu (25/03/2023).
Ustadzah Wiwing menjelaskan dalil berlipat gandanya pahala yang akan Allah Swt berikan pada Muslim yang beramal di bulan Ramadhan.“Allah Swt berfirman dalam sebuah hadits qudsi, setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan pahalanya dengan 10 hingga 700 kali lipat. Kemudian Allah Swt berfirman, kecuali puasa, amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalas pahalanya, hal itu karena orang yang berpuasa telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
Di bulan suci ini pintu-pintu surga dibuka lebar, pintu neraka ditutup rapat dan setan-setan dibelenggu. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Saat Ramadhan tiba pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Imam Ibnu Hajar menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan setan-setan di belenggu di hadits ini, bahwasannya setan-setan ini tidak bebas mengganggu kaum muslim sebagaimana ketika di bulan lain.
Semestinya, kaum Muslimin tidak hanya memperbanyak amalan sunnah tapi juga yang wajib.“Kaum muslimin di bulan ini, tidak hanya memperbanyak amalan sunnah tapi juga amalan wajib. Nah ini kadang-kadang yang dilupakan, pahhala amalan wajib di bulan Ramadhan dilipatgandakan 70 kewajiban di bulan lainnya,” ujar ustaza Wiwing.
Beliau mencontohkan beberapa amalan sunnah dan wajib yang bisa dikerjakan di Ramadhan.“Membaca Alquran, shalat tarawih, shalat witir, shodaqoh, berbuat baik kepada yatim piatu adalah diantara contoh amalan sunnah. Yang wajib contohnya adalah mempelajari makna Alquran, mempelajari tafsir Alquran, menghafalkannya, memahami maknanya serta mendakwahkannya, dan sebagainya.” Wallahu a’lam bish showab.
Komentar