Marak Dan Brutalnya Geng Motor, Apa Pemicunya ?
Di era kapitalisme fenomena geng motor merupakan ajang penyaluran hobi ‘anak muda kekinian’. Tak sedikit pula diantara mereka menjadikan geng motor sebagai wadah eksistensi diri. Meski demikian, fenomena geng motor seringkali berakhir dengan tragis baik menimpa dirinya maupun orang yang ada di sekitarnya.
Faktanya, belasan motor dengan kenalpot bising (geng motor) datang dari kota Bandung menuju Cimahi melakukan aksi penganiayaan brutal dengan membacok seorang pemuda (Rizki Najmudin) yang berusia 21 tahun hingga tewas di sebuah gang. Tidak hanya itu, aksi beringas geng motor di Cimahi juga menimpa seorang mahasiswa berusia 19 tahun (AR). Akibat aksi brutalnya terhadap korban dan perlawanannya terhadap pihak petugas, dua anggota geng motor tersebut akhirnya dihadiahkan sebuah tembakan timah panas oleh pihak kepolisian (Kompas.com 06/02/2023).
Sistem Kehidupan Sekuler liberal
Adanya fenomena geng motor tidak lepas dari corak sistem kehidupan sekuler liberal. Sekulerisme adalah paham pemisahan agama dari setiap lini kehidupan manusia. Artinya hukum syara tidak berlaku untuk mengatur seluruh kehidupan manusia. hukum syara hanya berlaku pada aspek ibadah mahdhoh saja seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Walhasil, manusia akan bertingkah laku berdasarkan nafsunya semata tanpa melibatkan hukum syara.
Konsekuensi dari kehidupan sekuler yakni liberalisme. Liberalisme adalah paham yang membebaskan setiap tingkah laku manusia. Artinya manusia bebas melakukan apa saja yang menurutnya bisa membuat dirinya bahagia tanpa menimbang-nimbang apakah hal itu dibenarkan dalam syariat atau justru malah sebaliknya. Sehingga nampak jelas bahwa dari sistem kehidupan sekuler liberal lah yang menjadi faktor utama pemicu munculnya fenomena geng motor yang hobi buat keonaran dengan aksi brutalnya (amoral).
Pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme) serta kebebasan bertingkah laku (liberalisme) membuat pemuda tidak mempunyai tujuan hidup yang benar. Akibatnya para pemuda hidup tanpa arah yang pasti. Inilah potret pemuda dalam sistem kufur kapitalis (sekuler liberal) hanya untuk dunia semata sehingga memandang nyawa manusia tidak lagi berharga dibanding eksistensi yang salah.
Islam Solusi Tuntas Kenakalan Pemuda
Menuntaskan kenakalan pemuda, Islam mempunyai 3 (tiga) pilar yang sangat berpengaruh agar para pemuda mempunyai tujuan hidup yang benar dan terarah. Pertama, menempatkan peran keluarga khususnya orang tua. Keluarga merupakan madrasah pertama dan utama sebelum ranah pendidikan yakni sekolah. Keluarga memiliki peran penting dalam mendidik, mengasuh dan menjaga generasi berlandaskan ketakwaan kepada Allah.
Kedua, menempatkan peran masyarakat. Masyarakat merupakan pengontrol generasi yang sangat berpengaruh sehingga peran masyarakat juga tak kalah pentingnya. Dengan tatanan kehidupan sosial Islam, masyarakat akan memiliki kesadaran penuh terhadap wajibnya aktivitas amar makruf nahi mungkar (dakwah) kepada siapapun termasuk para pemuda.
Ketiga, menempatkan peran negara. Negara merupakan pengurus dan pelindung masyarakat (umat) seperti yang diterangkan dalam riwayat hadits Bukhari dan Muslim yakni “seorang imam (khilafah) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggung-jawaban atas urusan rakyatnya.”
Dalam Islam, negara memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemuda. Bukan hanya solusi represif tapi juga solusi preventif dan kuratif ke arah pemberdayaan pemuda yang benar dan tepat karena bagi negara yang menerapkan kehidupan Islam memandang pemuda merupakan generasi yang di pundaknya terdapat peradaban gemilang sehingga harus diselamatkan. Pemuda dengan visi dan misi akhirat hanya lahir dari negara yang menerapkan sistem syariah Islam kaffah. Wallahu’alam Bisshawab.
Komentar