Oiran
Bedak putih dan lipstik terias di wajahnya. Rambut yang disanggul dan sandal bakiak dari kayu dengan kimono tebal juga menghiasi tubuhnya.
Ia berjalan anggun bagaikan putri. Namun siapa sangka, pekerjaannya tak lain adalah sebagai wanita penghibur bagi kalangan kasta tinggi. Ialah Oiran, perempuan prostitusi kalangan elit kala itu.
“Bunda, di Jepang ternyata juga ada prostitusi, ngeri ya,” ucap Nadia gadis berusia 15 tahun usai membaca kisah tentang Oiran.
“Ya, karena pada zaman itu Jepang tidak menerapkan Islam, Kak,” jawab Bunda Nadia.
Bunda lalu menjelaskan bahwa secantik apapun perempuan jika ia tidak menutup auratnya maka ia tidak mulia di hadapan Allah.
Nadia menyimak setiap penjelasan tentang pandangan Islam terhadap perempuan. Bundanya memang pandai memberikan kalimat yang mudah di cerna.
“Lalu, di negara ini yang banyak muslimah-nya, kenapa masih ada yang tidak mau menutup auratnya, Bunda?” tanya Nadia.
“Karena ketidakpahaman mereka akan syariat Islam dan penerapan hukum selain hukum Allah,” jawab Bunda.
Bunda lalu menjelaskan bahaya sistem sekularisme yang banyak menjerat umat Islam. Nadia tetap setia menyimak dan menanyakan beberapa hal yang belum ia pahami.
Pembahasan tentang Oiran, ternyata membawa Nadia turut memahami sistem pergaulan dalam Islam. Di akhir diskusi, Nadia bertekad akan menyampaikan diskusinya kepada teman-temannya.
……
“Eh, kamu tahu nggak apa itu Oiran?” ucap Nadia kepada Kayla.
“Aku nggak tahu, apa itu?” jawab Kayla.
“Ah, kamu berarti nggak gaul. Katanya pecinta Anime, tapi nggak tahu seluk beluk Jepang,” kata Nadia.
Nadia lalu menceritakan apa itu Oiran dan menjelaskan pula bagaimana sikap yang harus dimiliki oleh muslim atas hal itu.
Kayla menyimak dengan saksama dan mengajak teman lain Aida agar mendengar penjelasan Nadia. Hari itu, di sekolah, Nadia berhasil menjelaskan sistem pergaulan Islam meski harus memakai pembahasan Oiran.
Ini dilakukan karena teman-teman Nadia sangat suka dengan tokoh-tokoh Anime. Juga suka serial film yang dibawakan oleh Jepang.
Sepulang sekolah, Nadia mencari kembali di internet pembahasan menarik seputar Jepang yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
“Ketemu!” ucap Nadia dengan nada keras.
“Kakak nemu apa?” tanya Bunda yang tiba-tiba lewat di depan kamar Nadia.
“Ini Bunda. Nadia ketemu sama nyotaimori,” jawab Nadia penuh semangat.
Bunda yang penasaran lalu menghampiri Nadia. Tak lama, bunda dan Nadia kembali berdiskusi seputar hal-hal yang tidak sesuai syariat Islam. Dari diskusi itu, Nadia semakin bersemangat untuk memahamkan teman-temannya akan syariat Islam.
Komentar