PHK masal, negara gagal urus rakyat?

Oleh: Elis Sulistiyani
Muslimah perindu surga

Lonceng kematian kapitalisme nampaknya mulai berbunyi. Buah dari penerapan sistem ini telah menunjukkan kerusakannya. Salah satunya dalam sistem ekonomi yang kini tengah di landa krisis. Dunia tengah goyah dan berjuang untuk bertahan ditengah gempuran krisis. Hingga pada akhirnya krisis ini berdampak secara langsung kepada rakyat. (Cnbc.com, 6/11/2022)

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membandingkan jurus jitu pengusaha untuk mengurangi biaya produksi yang membengkak, dan membuat mereka rugi. PHK akan menjadi hantu yang membayangi para pekerja karena memang sistem ekonomi kapitalis sangat rapuh dan rentan krisis.

Namun perlakuan berbeda di berikan negara terhadap Tenaga kerja Asing ( TKA) yang mendapat keistimewaan dalam pekerjaannya. Pemerintah lebih memilih menjadikan rakyatnya tumbal dengan PHK. Dibandingkan harus melakukan PHK terhadap TKA.
Miris memang kita bagaikan hidup di sebuah negara yang tak peduli dengan rakyatnya. Namun apalah daya sistem kapitalis telah membuat negara tak bisa berkutik, negara tak bisa sepenuhnya memegang kendali untuk menentukan arah bagi negaranya.

Karena yang memegang stir sesungguhnya adalah para investor dan pengusaha yang telah puluhan tahun Bercokol di negeri ini. Dan inilah bukti nyata kegagalan negara menguru rakyatnya, yang berdasarkan sistem kapitalis.

Hal ini akan kita dapati jauh berbeda penerapan sistem kapitalis dengan sistem ekonomi Islam. Dalam Islam sistem ekonomi di bagai dalam tiga kepemilikan. Pertama kepemilikan individu yakni seseorang boleh untuk memiliki harta kekayaan seperti rumah, tanah dan juga mobil. Kedua, harta milik negara bisa berupa jalan raya juga rumah sakit, lalu yang ketiga milik umum yakni harta milik umat yang dikelola oleh negara dan hasilnya untuk rakyat.

Pada kepemilikan yang ketiga negra akan mengelola sendiri berbagai Sumber Daya Alam (SDA) seperti pertambangan, hutan, juga hasil laut. Hasil dari pengelolaan ini menjadi salah satu sumber pemasukan negara yang akan di berikan kepada rakyat dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar rakyat seperti pendidikan dan juga kesehatan yang bisa dengan mudah di akses dengan murah bahkan gratis.
Selain itu dengan adanya pengelolaan ini secara maksimal oleh negara maka akan membuka lapangan pekerjaan yang sangat luas. Mengingat dalam proses pengelolaan sebuah tambang emas di satu lokasi saja akan menyerap banyak pekerja. Bisa dibayangkan banyaknya pekerja yang terserap jika semua SDA Indonesia dikelola oleh negara.Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA.

Pun negara yang didalamnya diatur dengan aturan Islam tidak akan mudah di internet oleh negra asing dalam mempekerjakan TKA. Karena negara adalah benteng yang melindungi warga negaranya dan menjamin terpenuhinya kebutuhan setiap warga negaranya. Sekalipun negara merekrut TKA itupun hanya pada kondisi yang memeng negara membutuhkan seseorang yang ahli dalam suatu biidang dan negra belum memilikinya maka akan ada akad upah terhadap orang tersebut.

Hal itu juga tidak akan berlangsung lama, karena negara juga akan mempersiapkan warga negaranya untuk dapat ahli dari segala bidang. Untuk dapat mendukung terwujud negara Baldatu Thoyyibatun WA Robbun Ghofur.

Artikel Lainnya

Keselamatan Pekerja Terabaikan, Ulah Siapa ?

Sistem kapitalisme yang memiliki paham kebebasan dalam hal kepemilikan sehingga sistem ini melanggengkan para oligarki (pengusaha) untuk mengelola sumber daya alam secara semena-mena. Penguasa kapitalisme yang memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri, mereka menggandeng swasta untuk mengeruk kekayaan alam kemudian hasilnya mereka nikmati berdua. Padahal sumber daya alam ini adalah milik umum yang harusnya dikelola oleh negara tanpa campur tangan pihak lain kemudian hasilnya akan digunakan untuk memfasilitasi kepentingan rakyat.

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Sistem Islam : Jalan Akhir Mengakhiri Eksploitasi Buruh

Dilansir dari channel YouTube Muslimah Média Hub, menjelang peringatan Hari Buruh 2025, kondisi pekerja di Indonesia semakin memprihatinkan. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa sebanyak 77.965 tenaga kerja sepanjang tahun 2024 itu mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) meningkat hingga 20,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Provinsi DKI Jakarta mencatat jumlah PHK tertinggi dengan 17.085 kasus.

Aksi buruh yang akan digelar besar-besaran ini mencerminkan bahwa peringatan hari buruh bukan sekedar seremoni tahunan tetapi momentum untuk menyoroti dan memperjuangkan hak-hak pekerja yang masih terabaikan. Sistem kapitalisme secara hakikatnya memang meniscayakan ketimpangan seperti yang saat ini terjadi. Dalam kerangka kapitalisme, negara tidak lagi diposisikan sebagai pelindung rakyat secara utuh, melainkan lebih sebagai fasilitator kepentingan pasar dan pengusaha besar.

Dalam hal ini, Islam menawarkan sistem kehidupan yang menyeluruh, termasuk sistem ekonomi dan ketenagakerjaan yang adil dan manusiawi. Dalam pandangan Islam, negara bukanlah sekedar pengatur, administrasi atau fasilitator kepentingan ekonomi, melainkan ro’in atau pengurus urusan umat sekaligus junnah atau pelindung. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Imam atau khalifah adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang diurusnya” Hadis riwayat Albukhari dan Muslim.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *