Adab Makan Dalam Islam
Adab Makan Dalam Islam
Oleh : Siti Nuryani
(Aktivis Muslimah DIY)
Rasulullah SAW adalah satu-satunya pribadi yang wajib diteladani oleh setiap muslim dalam semua hal.
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagi kalian yaitu bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat Allah SWT”(TQS. Al-Ahzab: 22)
Belakangan ini gaya hidup generasi muslim semakin mengikuti tren yang sedang viral, baik berupa makanan, pakaian, dan hiburan. Fenomena “mukbang” menjadi tren di kalangan anak muda. Mukbang sendiri berasal dari bahasa Korea yaitu sebuah tayangan di mana seorang pemandu acara (pemokbang) memakan sejumlah makanan dalam porsi besar sambil berinteraksi dengan audiens atau merekam aktivitas tersebut. Mukbang menjadi salah satu jenis tontonan yang sering kali dilihat oleh penikmat youtube. Seperti yang kita tau mengonsumsi makanan secara berlebihan tentunya akan membawa dampak tertentu pada kesehatan tubuh.
Sementara dalam Islam, jelas telah memberikan tuntunan atau adab dalam makan. Sebagimana dalam QS. Al A’raf: 33, Allah berfirman: “…makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Rasulullah SAW juga selalu mengajarkan umatnya untuk makan secukupnya dan menghindari perilaku boros atau serakah. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa perut atau lambung terbagi menjadi tiga bagian yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara agar dapat bernafas.
Sebagai seorang muslim haruslah berhati-hati dalam memasukkan setiap makanan ke dalam tubuh, baik dari cara mendapatkannya, haruslah dari rezeki yang halal dan komposisi atau zat yang terkandung pada makanan harus halal serta thoyib. Unsur halal dan thoyib harus menjadi standar seorang muslim dalam mengonsumsi makanan. Contoh: sayur, buah adalah makanan halal serta thoyib sedangkan makanan instan, junk food termasuk makanan halal namun tidak thoyib. Lalu kenapa harus halal dan thoyib? Karena setiap tubuh kita adalah amanah dari Allah yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban (hisab). Jika makanan yang kita konsumsi halal dan thoyib maka akan membawa keberkahan, kesehatan dan menjadikan semangat untuk beribadah kepada Allah.
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thoyyib) dari apa yang dirizkikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah dan kamu beriman kepadaNya” (TSQ Al-Maidah: 88)
Islam telah memberikan kita contoh melalui Rasulullah SAW tentang adab dalam makan. Dengan mencontoh adab cara makan Rasulullah SAW tentu bukan hanya sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani (mengenyangkan perut) saja, namun akan lebih bertambah berkah.
Berikut beberapa adab dalam makan yaitu :
Pertama : Membaca Doa
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anha, Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian makan maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala diawal hendaklah ia mengucapkan “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.
Kedua : Makan dengan tangan kanan
Dari Hudzaifah, Nabi SAW bersabda,
Dalam sahih muslim disebutkan riwayat :
“Jika seseorang di antara kalian makan maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya, jika ia minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kirinya pula.”
Ketiga : Tidak mencela makanan
Dari Abu Hurairah ia berkata :
“Tidaklah Nabi SAW mencela makanan sekalipun dan seandainya beliau menyukainya maka beliau memakannya dan bila tidak menyukainya beliau meninggalkannya (tidak memakannya).”
Inilah adab yang baik pada Allah SWT karena jika seseorang telah menjelek-jelekkan makanan yang ia tidak sukai maka seolah olah dengan ucapan jeleknya itu, ia telah menolak rezeki Allah.
Keempat : Tidak membiarkan makanan yang terjatuh.
Dari Jabir bin ‘Abdillah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih, jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan.”
Kelima : Tidak makan dalam keadaan bersandar
Dari Hadist Abu Juhaifah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Adapun saya tidak suka makan sambil bersandar”
Keenam : Tidak bernafas ketika minum dan tidak meniup makanan/minuman
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahuma’anhuma ia berkata :
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari bernafas di dalam wadah air (bejana) atau meniupnya.”
Ketika seseorang meniup makanan/minuman maka yang keluar adalah udara yang kotor, oleh karenanya Nabi SAW melarangnya dan juga Nabi SAW mengatakan bahwa jika ada yang tidak dapat minum dengan satu tarikan nafas maka ia bisa minum lalu bernafas setelah di luar wadah lalu minum kembali.
Ketujuh : Menjilati jari tangan sebelum mencuci tangan
Dari Jabir bin Abdillah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Janganlah dia sapu tangannya dengan serbet sebelum dia jilati jarinya, karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah.”
Kedelapan : Membaca Doa setelah makan
Membaca doa setelah makan adalah sebuah wujud rasa syukur atas rizki dari Allah SWT
“Alhamdulillahilladzi atha amanaa wa saqoonaa wa ja’alanaa minal muslimin (segala puji bagi Allah yang memberikan makan dan minum dan menjadikan kami orang Islam.”
Wallahu A’lam Bish Shawab.
Komentar