Konten Unfaedah Makin Mewabah

Hebohnya siaran langsung yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan yang tengah melakukan operasi caesar pasien, tengah viral. Sontak, siaran yang di-posting di TikTok ini pun, menyulut emosi para netizen (detiksumut.com, 4/11/2022). Kejadian yang terjadi di RS Martapura, OKU Timur, mendapat perhatian langsung dari pihak RS, yang langsung me-rumah-kan nakes yang bersangkutan. Pelaku hanya tertunduk lemas dan mengaku sebagai bentuk ketidaksengajaan.

Kejadian ini menuai kontroversi publik, karena dinilai sebagai konten yang tak beretika. Di tengah perjuangan seorang ibu yang tengah memperjuangkan putranya, nakes malah merekam peristiwa yang sangat privasi tersebut. Terlebih, nakes ini telah melanggar aturan RS, bahwa selama dilangsungkannya operasi, tidak diperkenankan membawa gawai. 

Konten unfaedah semakin tak terhitung jumlahnya. Sebagai akibat dari cara berpikir yang keliru tentang kehidupan. Sekulerisme, menjauhkan segala aturan agama dari kehidupan. Memandang bahwa kehidupan tak perlu kaku dan diatur oleh aturan agama (syariat Islam). Apalagi diperparah dengan gaya hidup kapitalistik yang liberal. Mengadopsi segala gaya hidup ala barat, dan hanya memfokuskan segala aktivitas pada pencarian keuntungan materi semata. Tanpa peduli, bahwa pondasi kehidupan semacam ini akan merusak sendi kehidupan. Dan inilah yang kini tampak dan berjamuran dimana-mana. Miris.

Islam sangat menjaga privasi seseorang. Dengan batasan syariat Islam yang sangat sempurna. Privasi tak perlu disebarluaskan. Baik ruang privasi pribadi ataupun orang lain. Apalagi privasi yang dijadikan objek/konten untuk mencari keuntungan. Tentu hal ini suatu kezaliman yang menghancurkan kehidupan seseorang. Dalam kasus ini, sudah semestinya nakes menjaga setiap privasi pasiennya.

Negara semestinya memberikan regulasi yang jelas tentang batasan konten. Mengingat semakin mewabahnya konten unfaedah. Tentu ini sangat memprihatinkan. Karena negara seolah tak peduli dengan banyaknya konten nir akhlak, nir manfaat. Kejelasan regulasi pun diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para content creators, agar lebih peduli pada efek yang terjadi pada para viewers.

Menciptakan konten, sebetulnya sah-sahnya saja. Selama masih dalam koridor batasan syara’. Konten yang sarat ilmu dan aman bagi akhlak serta akidah umat seluruhnya.

Wallahu a’lam bisshowwab.

Artikel Lainnya

Marak Perundungan Anak, Dimana Letak Masalah Utamanya ?

Kasus perundungan tidak akan menuai penyelesaian dengan seruan revolusi mental, pendidikan berkarakter ataupun kampanye anti bullying. Sesungguhnya akar utama masalah perundungan adalah sistem kehidupan sekuler liberal yang rusak dan merusak. Sebaliknya, permasalahan generasi saat ini akan menuai penyelesaian dengan mengembalikan peradaban Islam yang komprehensif dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara melalui institusi Khilafah. 

Serangan Produk Asing, Bagaimana Perlindungan Negara?

Dilansir dari KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Heru Sutadi seorang pengamat teknologi, mengatakan, Project S akan mengancam keberlangsungan UMKM di Indonesia. Ini yang kita takutkan di mana produk-produk luar negeri dengan mudah dapat dijual dan masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, tentu akan berdampak negatif bagi UMKM di Indonesia. Jadi harus ada perhatian, jelas Heru dalam keterangannya, Senin (10/7).
Inilah Nasib pengusaha UMKM di bawah penerapan sistem kapitalisme alih-alih mendapatkan kesejahteraan, pengusaha UMKM malah dijadikan sebagai tumbal untuk menyelamatkan ekonomi kapitalis yang makin terpuruk. Kondisi ini semakin membuktikan bahwa penguasa dalam sistem kapitalisme hanya bertindak sebagai pelayan korporator baik lokal maupun asing, bukan pelayan rakyat. Kondisi tersebut tidak akan terjadi di dalam Khilafah yang menerapkan aturan Islam secara Kaffah. Khilafah akan menetapkan sistem ekonomi Islam termasuk dalam persoalan perdagangan.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *