Gaza Hari Ini : Khilafah Satu-satunya Solusi

“Setiap kali bertambahnya kekejaman penjajah, maka ketahuilah, waktu kehancuran mereka semakin mendekat” (Abd al-Wahab al-Massiri)
—
SUARA NETIZEN INDONESIA – Kekejaman di Gaza semakin menggila. Hari ini kita menyaksikan bayi kecil hangus terbakar di samping ayahnya akibat kekejaman Zionis laknatullah! Warga Gaza telah dibombardir dengan kekuatan dan kekejaman yang belum pernah terjadi.
Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke menggambarkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sangat mengkhawatirkan. Kepada Al Jazeera Jens mengatakan, pembunuhan terhadap orang-orang di saat mereka berjuang untuk mendapatkan makanan tidak dapat diterima (aljazeera.com, 13/6/2025).
Gaza telah mengalami blokade sejak 2 Maret 2025 yang menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, bantuan kemanusian dan bahan bakar. Tidak hanya Gaza, Tepi Barat juga mengalami hal serupa. Di Yarussalem Timur, pasukan Israel menutup Masjid Al-Aqsa, mencegah warga Palestina menghadiri shalat Jumat.
Kebiadaban Israel dengan dukungan penuh Amerika semakin mengerikan. Organisasi hak asasi manusia Amnesty International mengeluarkan laporan yang mengklaim Israel dan Yayasan Kemanusiaan Gaza/Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi rahasia Amerika yang baru dibentuk dan didukung Israel telah memiliterisasi sistem distribusi bantuan sebagai taktik manipulasi kejahatan kemanusiaan terhadap warga Palestina.
Mengutip laporan Al Jazeera.com pada 2/7/2025 menyampaikan hanya dalam waktu satu bulan, 600 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 4.200 orang terluka oleh tembakan Israel di dekat lokasi distribusi bantuan GHF. Inilah kolaborasi kebiadaban, dimana apa yang seharusnya menjadi jalur penyelamat-yang difasilitasi oleh Amerika sambil melewati PBB-malah menjadi perangkap maut bagi rakyat Palestina yang mengalami kelaparan sistematis.
Abraham Accord Penguasa Khianat
Situasi ini semakin menyedihkan di tengah pengkhianatan para penguasa Muslim. Ditengah Pembantaian Gaza dan diamnya para pemimpin kaum Muslimin, Trump memulai kunjungannya ke Arab Saudi, kemudian berlanjut ke Qatar dan mengakhiri kunjungannya di Uni Emirat Arab (UEA) pada 13-16 Mei 2025. Para penguasa kaum Muslimin menerima Trump tanpa rasa malu dihadapan Allah, Rasul-Nya dan di hadapan orang-orang beriman.
Baik Arab Saudi, Qatar, UEA atau negara Muslim manapun nyatanya tidak memiliki kedaulatan, terperosok dalam ketergantungan kepada Amerika hingga jatuh dalam lubang kehinaan. Para pemimpin khianat mengumpulkan kekayaan bukan untuk membangun negara namun memberikannya sebagai upeti politik kepada penjajah.
Trump menerima komitmen bersejarah atas investasi Arab Saudi sebesar $600 miliar serta perjanjian penjualan pertahanan terbesar dalam sejarah, senilai sekitar $142 miliar ditambah bonus bergabung dengan Perjanjian Abraham. Trump menerima investasi Qatar sejumlah $10 miliar di Pangkalan Udara Al Udeid, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah. Sedangkan UEA demi menyambut Trump, mereka menutup masjid-masjid untuk memuliakan penjajah. Bin Zayed memberi Trump Medali Zayed-penghargaan tertinggi yang di berikan UEA kepada kepala negara, raja dan presiden serta investasi mencapai $1,4 triliun selama 10 tahun kedepan.
Trump membanggakan uang yang dijarahnya dari para pemimpin pengkhianat dengan mengumumkan bahwa kunjungan ini adalah rekor lawatan sebab tidak ada kunjungan yang pernah mengumpulkan antara $3,5 dan $4 triliun hanya dalam 4-5 hari. Sungguh memalukan, para badut pemimpin teluk, yang menjadikan negeri mereka sebagai ajang hiburan dan kebanggaan bagi Trump dan gerombolannya. Alih-alih menyalurkan dana tersebut untuk rakyat Gaza, mereka menyuapkannya ke mulut Trump, yang akan mengubahnya menjadi senjata dan peluru untuk rakyat Palestina.
Para penguasa pengkhianat akan menanggung dosa besar karena menjilat kepada penjajah, mengubah pengkhianatan menjadi kepercayaan, menyadur kebohongan menjadi kebenaran, dan mengatur urusan umat dengan perjanjian-perjanjian yang jahat dan mematikan. Perjanjian Abraham bukan sekadar persoalan damai dan normalisasi namun lebih berbahaya dari semua itu. Perjanjian ini didasarkan pada perubahan menyeluruh pandangan zionis terhadap entitas pendudukan!
Perjanjian ini mengharuskan negara-negara penandatangan untuk mengubah wacana keagamaan, kurikulum pendidikan, dan konten media untuk menghilangkan unsur apa pun yang mendorong permusuhan terhadap entitas Zionis, dan mengubahnya, sehingga mendorong penerimaan dan hidup berdampingan dengan mereka, merasa puas dengan pendudukan mereka di tanah kita, sebagaimana umat Islam hidup berdampingan selama bertahun-tahun dengan entitas Spanyol dan entitas-entitas di Balkan yang membasmi umat Islam dan mengusir mereka dari tanah mereka.
Sikap Amerika terhadap negara-negara tetangga Israel yang mengorbit di sekitarnya adalah menyerang, bernegoisasi, memeras-tetapi tidak dengan sikap yang tegas. Amerika sedang membentuk ulang entitas zionis dari sekadar alat permainan menjadi inti proyek. Maroko dan Turki dijadikan basis logistik, UEA sebagai ujung tombak proyek normalisasi dan integrasi keamanan, mengikat Arab Saudi, Suriah dan Libanon.
Solusi Menipu “2 Negara”
Dorongan sebagian penguasa Muslim termasuk Indonesia untuk menekan Zionis menerima solusi dua negara adalah solusi untuk membodoh-bodohi umat dan sangat absurd. Zionis dan AS sampai kapan pun tidak akan menerima Palestina merdeka dengan kemerdekaan penuh.
Iran Masih Melayani Amerika
Iran mengklaim bahwa negaranya adalah pemenang dalam perang Iran-Israel beberapa waktu silam. Iran menyampaikan dengan bangga bahwa negaranya bersama dengan Palestina dan akan membebaskan Palestina dari Penjajah. Pemimpin Iran lupa bahwa penyiapan kekuatan dalam Islam adalah untuk mengalahkan, menakut-nakuti, dan meneror musuh.
Jika musuh bertindak sebaliknya, yaitu Amerika yang memutuskan secara terperinci mengenai apa dan bagaimana, maka ini adalah indikasi kekalahan sebelum tanggal yang dijadwalkan. Bagaimana Iran bisa membiarkan Amerika mencampuri kekuatannya, rudalnya dan senjata nuklirnya, pada saat yang sama Amerika mengisi pundi-pundinya dengan senjata nuklir dan bahkan telah menyebarkannya selama puluhan tahun lalu di Hiroshima dan Nagasaki?
Amerika secara terbuka mengatakan bahwa tidak akan membiarkan Iran dan negara Muslim lain memiliki senjata nuklir. Seharusnya pernyataan ini dijawab dengan lantang oleh Iran dan para penguasa Muslim;
“Hancurkan senjata nuklir Anda sebelum meminta orang lain untuk tidak memilikinya…
Alih-alih bertindak demikian, Iran tidak bereaksi dengan perintah itu dan menunjukkan wajah penurut. Padahal statement Amerika jelas penuh dengan kebrutalan, kesombongan dan penghinaan terhadap orang lain. Begitulah Perang Iran yang justru makin menunjukkan kepada kita bahwa tidak satu pun penguasa Muslim yang benar-benar serius menolong Gaza.
Masih ada Rusia dan China
Sebagian dari kalangan umat ini menoleh kepada Rusia dan China, berharap dukungan bantuan mereka untuk Palestina karena memandang keduanya sebagai pesaing Amerika. Namun apa yang dapat diharapkan jika kedua negara berdiri segaris dengan Amerika dalam melakukan pembantaian dan pembersihan Muslim. Putin mengebom lebih dari 500 masjid, rumah sakit, dan klinik medis di Suriah. Putin membunuh 300.000 Muslim di Chechnya serta mendukung genosida yang dilakukan Serbia berikutnya di Bosnia. Bagaimana Rusia akan mendukung Palestina merdeka?
Sedangkan China tidak terbebas dari lumuran darah genosida atas 1 juta penduduk Muslim yang ditahan di kamp-kamp terpencil di Xinjiang. China telah melakukan penyiksaan, kerja paksa, hingga sterilisasi terhadap Muslim Uygur.
Khilafah Solusi Tunggal
Warga Palestina yang tulus dan lurus. Mereka tidak akan menerima ada sejengkal pun tanah kaum muslimin diberikan kepada penjajah. Mereka tidak mungkin mau mengkhianati Perjanjian Umariyah dan pengorbanan para syuhada yang sudah mempertahankan tanah Palestina dengan nyawa mereka. Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu berputus asa dari pertolongan Allah.” (TQS. Yusuf :87)
Betapa pun sombongnya Trump dan betapa pun dikuasainya dia oleh kesombongannya, urusannya akan berakhir, sebagaimana yang telah terjadi pada orang-orang seperti dia dahulu. Tiran yang terobsesi dengan tirani ini telah lupa atau pura-pura lupa apa yang terjadi pada pengikutnya sebelumnya. Para Raja Persia dan Kaisar Romawi telah mendahuluinya dalam kezaliman mereka setelah mereka melampaui batas dan memberontak.
Namun, Allah datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga, yaitu dengan jihad, penaklukan negeri-negeri, dan menerangi mereka dengan cahaya Islam. Betapapun celakanya para penguasa muslim, insya Allah mereka akan lenyap. Sebab, negeri kaum muslimin itu suci, tidak akan ada seorang pun penjajah kafir yang menajiskannya yang akan bermukim di sana.
Oleh sebab itu kita harus yakin bahwa kekuasaan tirani yang kita jalani ini akan berakhir, dan Khilafah yang mendapat petunjuk akan bangkit kembali, insya Allah.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Hudzaifah, dia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Kemudian akan ada kerajaan yang zalim, dan itu akan berlangsung selama yang Allah kehendaki, kemudian Dia akan mencabutnya ketika Dia menghendakinya, kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti sunah kenabian.” Lalu dia terdiam.
Namun hukum Allah telah menetapkan bahwa Dia tidak akan menurunkan malaikat dari langit untuk mendirikan negara Kekhalifahan bagi kita untuk memerangi musuh saat kita masih duduk. Tetapi Dia justru menurunkan malaikat-malaikat-Nya sebagai bala bantuan dan pembawa kabar gembira tentang kemenangan-Nya, yaitu orang-orang yang beriman kepada Tuhan mereka, lalu Allah tambahkan petunjuk kepada mereka.
Pembantaian di Gaza harusnya menjadi momen bangkitnya kesadaran umat bahwa berharap pada solusi Barat justru menjauhkan pada solusi hakiki. Solusi hakiki adalah menghadirkan Khilafah sebagai warisan nabi yang terbukti telah menjadi penjaga umat dan telah membawa umat kepada kebangkitan hakiki. Umat harus mendukung dan segera terjun bergerak dalam perjuangan menegakkan Khilafah bersama kelompok dakwah ideologis. Ini adalah bukti keseriusan kita menolong Gaza-Palestina, dan juga mengangkat umat yang lainnya dari kehinaan akibat hidup dalam naungan sistem sekuler Kapitalisme (SNI)
Komentar