Ancaman Nuklir untuk Gaza, Potret Arogansi Adidaya?

Suara Netizen Indonesia–Seorang anggota kongres negeri Paman Sam sekonyong-konyong memicu kontroversial. Ia menyeru agar bom nuklir dijatuhkan di Gaza untuk mengakhiri perang yang terjadi selama dua tahun belakangan ini. Kontan saja Hamas menanggapi pernyataan tersebut dengan tajam. Seruan tersebut dinilai sebagai kejahatan besar dan semakin memperlihatkan mentalitas fasis rasis yang menguasai pikiran politisi Amerika (antaranews.com, 24-5-2025).

Apa yang dinyatakan Hamas sungguh sangat berdasar. Catatan kelam mengenai dampak bom atom di Hiroshima dan Nagasaki puluhan tahun lalu masih sukar hilang dari ingatan. Saat itu, ledakan bom nuklir mengakibatkan dua kota tersebut hangus seketika. Lebih dari 100 ribu warga setempat wafat di tempat, sisanya yang bertahan hidup harus menderita kanker selama bertahun-tahun akibat paparan radiasi. Benarkah sang politisi di atas ingin sejarah mengerikan itu terulang? Entah. Tapi jika benar, bukan hanya hal tersebut menjadi bukti arogansi sekaligus tapi  juga potret kegagalan dan frustrasi sebuah negara adidaya!

Bantuan Militer Solusi Rasional

Nyata terlihat walau segala daya dan upaya mereka lakukan termasuk genosida, namun umat muslim di Gaza menolak untuk menyerah. Hal yang cukup membuat masyarakat dunia malu dan pilu karena tak berdaya bahkan sekedar untuk leluasa mengirimkan bantuan kemanusiaan. Parahnya lagi, negeri-negeri muslim terdekat masih tak bergeming. Meski masyarakatnya menunjukkan dukungan pada penderitaan saudaranya di Gaza, namun para penguasa tetap bungkam.

Baca juga: 

Viral Fantasi Sedarah, Bukti Sekulerisme Makin Parah

Bahkan yang lebih menyakitkan, di tengah genosida yang masih terus berlangsung, salah satu negeri muslim terbesar di Timur Tengah secara resmi menandatangani perjanjian pembelian senjata senilai 142 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.346 triliun dari Amerika, negara yang terang-terangan menyokong negeri Zionis selama ini. Memprihatinkan (tempo.co, 15-5-2025).

Dari peristiwa-peristiwa ini semakin tampak jika masalah Gaza dan Palestina umumnya, butuh solusi lebih dari sebatas bantuan, donasi serta boikot. Mobilisasi militer berikut dengan persenjataannya justru penyelesaian yang rasional mengingat genosida yang terjadi akibat penjajahan Zionis dengan dibantu negara – negara Barat, utamanya Amerika Serikat. Namun apa daya, pengiriman militer guna mengusir penjajah gelagatnya kini makin jauh dari kenyataan.

 

Wujudkan Solusi Tuntas!

 

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah bersabda,“Sesungguhnya seorang Imam itu bagaikan junnah atau perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: 

Standar Kemiskinan Berbeda, Haruskah Pura-Pura Bahagia dengan Angka?

 

Terhadap hadis ini, Al ‘Allamah Imam Nawawi menjelaskan, “Imam atau Khalifah itu ibarat perisai. Karena dia mencegah musuh menyerang dan menyakiti kaum Muslim. Melindungi keutuhan Islam, disegani oleh masyarakat, dan mereka pun takut terhadap kekuatannya.” (Raudhatu at-Thâlibîn, Juz X/49).

 

Sungguh, kehinaan dan kesengsaraan yang terjadi pada umat muslim hari ini tidak lepas dari ketiadaan Khalifah sebagai institusi yang menaungi. Oleh karena itu, menegakkan sistem pemerintahan warisan Rasulullah saw. yang dipimpin oleh seorang khalifah adalah mutlak. Sebab hanya dengan keberadaannya mampu memuliakan dan melindungi umat muslim dari segala bentuk penindasan.

 

Selain itu ketiadaan persatuan di tubuh umat muslim saat ini dan bungkamnya penguasa negeri muslim terhadap genosida di Palestina adalah sebuah kezaliman. Karena Allah Swt. telah memerintahkan untuk senantiasa saling tolong-menolong .

Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.”(TQS. Al-Anfal : 72). Di ayat tersebut, Allah Swt. memberi peringatan terhadap orang-orang yang beriman, terlebih bagi penguasa yang memiliki kekuatan militer dan kekuasaan yang dapat membantu misi pembebasan khususnya Gaza dan Palestina pada umumnya. Sayangnya yang terjadi justru pengkhianatan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin!

Baca juga: 

PayLater Benarkah Solusi ditengah Turunnya Daya Beli?

 

Kelak saat Khalifah yang menjamin penerapan syariah kafah dalam naungan khilafah terwujud, maka ialah yang akan memimpin jihad fisabilillah mengusir penjajah, membebaskan seluruh negeri muslim yang masih berkubang derita. Hanya itu solusi yang dapat menyelesaikan persoalan dengan tuntas dan mengangkat posisi umat muslim kembali mulia.

 

Sebagaimana wasiat Khalifah Umar bin Khattab ra.,“Sesungguhnya kami adalah kaum yang hina, lalu Allah memuliakan kami dengan Islam. Jika kami mencari kemuliaan selain dari kemuliaan yang telah Allah muliakan bagi kami, niscaya Allah akan menghinakan kami.”(Al Mustadrak ‘alá al-Ṣaḥīḥayn 207). Wallahua’lam. [SNI].

 

Artikel Lainnya

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Keselamatan Pekerja Terabaikan, Ulah Siapa ?

Sistem kapitalisme yang memiliki paham kebebasan dalam hal kepemilikan sehingga sistem ini melanggengkan para oligarki (pengusaha) untuk mengelola sumber daya alam secara semena-mena. Penguasa kapitalisme yang memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri, mereka menggandeng swasta untuk mengeruk kekayaan alam kemudian hasilnya mereka nikmati berdua. Padahal sumber daya alam ini adalah milik umum yang harusnya dikelola oleh negara tanpa campur tangan pihak lain kemudian hasilnya akan digunakan untuk memfasilitasi kepentingan rakyat.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *