Malulah Kita pada Gaza

 

SuaraNetizenIndonesia__ Muslim Gaza menyambut Ramadan dengan penuh suka cita. Di antara puing-puing reruntuhan bangunan, mereka makan santapan buka puasa bersama, dengan mengenakan pakaian terbaik yang mereka miliki. Diterangi warna warni lampu dan hiasan bendera-bendera kecil di sepanjang jalan. Mereka terus berbaik sangka kepada Allah, meski dalam kondisi tertekan, namun tak menyurutkan kegembiraan mereka memasuki bulan penuh keberkahan.

 

Sementara Zionis terus menerapkan pembatasan jemaah salat di kompleks Masjid Al-Aqsa, dengan dalih keamanan. Namun saat keamanan mulai longgar, kaum muslim merangsek memasuki masjid dan salat di sana.

 

Fakta itu menunjukkan wilayah ini masih dalam penjajahan, karena keamanan kaum muslimin di tangan orang kafir. Hal ini tak boleh terjadi. Sebab kaum muslim sejatinya wajib berdaulat di negerinya sendiri, menegakkan hukum Allah SWT dan mengendalikan keamanan bagi dirinya.

 

Sementara di Gaza, di tengah gencatan senjata, Zionis menghalangi masuknya bantuan dalam berbagai bentuk. Ratusan truk bantuan obat-obatan, makanan, logistik hingga kendaraan berat untuk mengangkat puing pun tertahan di pintu perbatasan. Nampak jelas, zionis mengontrol kaum muslim Palestina, baik di Tepi Barat maupun Gaza seluruhnya. Tak rela melihat kebahagiaan umat, bahkan terus merusak Ramadan dengan beragam teror.

 

Entitas Zionis paham bahwa umat Islam masih menyimpan potensi perlawanan sehingga merasa harus menggunakan cara politik dan militer untuk melakukan penekanan, bahkan di Al-Quds. Ketiadaan kepemimpinan pun membuat Amerika jumawa ingin merelokasi warga dan merenovasi, mengubah kawasan layaknya pantai Riviera. Tampak jelas karakter negeri penjajah yang bertindak sewenang-wenang terhadap eksistensi sebuah negeri. Memaksa negara-negara lain sepakat dan tunduk padanya.

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahkan telah membagikan video buatan artificial intelligence (AI) yang memperlihatkan masa depan Gaza yang berubah menjadi pantai mewah, lengkap dengan manusia-manusia tanpa busana.

 

Sungguh bertolak belakang dengan wajah Gaza hari ini, yang keikhlasan mereka membuat dunia terpana memandang padanya. Pun akhirnya banyak orang masuk ke dalam Islam, sebab melihat akhlak yang luar biasa indahnya yang lahir dari akidah yang sahih. Mereka menghadapi musuh dengan sebaik-baik perlawanan, mengatasi musibah dengan tetap berprasangka baik kepada Allah.

 

Video “Gaza Riviera” imajiner itu akhirnya menuai hujatan para pengguna media sosial. Tak layak bersanding dengan muslim Gaza yang tetap tegak dengan keimanannya, meski berdiri di atas reruntuhan.

 

Umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang disupport penuh AS. Ramadan semestinya digunakan untuk menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan dan bersatu padu membentuk kepemimpinan bagi umat, yang akan melindungi dan mengatur urusan umat.
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu bahwa Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam bersabda,

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll.)

 

Umat Islam tidak boleh lagi berharap pada solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian, two state solution, relokasi warga dan sebagainya. Mereka jelas tak berpihak pada umat. Rela berbagi ruang dengan penjajah, terhadap tanah kharajiyah yang merupakan milik kaum muslim selamanya. Sikap tak tegas pemimpin negeri muslim justru memperpanjang derita wara Palestina.

 

Entitas zionis adalah muhariban fi’lan yang wajib dihadapi hanya dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika di bawah komando seorang khalifah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَا قْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَ خْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَا لْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِ ۚ فَاِ نْ قٰتَلُوْكُمْ فَا قْتُلُوْهُمْ ۗ كَذٰلِكَ جَزَآءُ الْكٰفِرِيْنَ

Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.”
(QS Al-Baqarah: 191)

 

Penegakkan kembali Khilafah adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam. Jika hari ini Amerika dianggap sebagai negara adidaya, maka perlu dihadapi dengan kekuatan seimbang, yakni negeri adi daya lainnya, yaitu Khilafah. Saat seluruh potensi umat disatukan, maka menjadi sebuah keniscayaan lahirnya kekuatan besar yang membuat jeri orang kafir.

 

Malulah kita pada Gaza, yang tetap istikamah di tengah derita. Tetap menggenggam agama Allah dengan kuat, dan rela mati berkalang tanah demi melindunginya. Ramadan menjadi titik balik pemahaman kita, menjadikan Islam sebagai kepemimpinan berpikir (qiyadah fikriyah) yang mengarahkan gerak umat, lurus pada akidah, menjadikan ummatan wahidatan dan sampainya kita pada kemenangan umat dengan membumikan Islam dengan penerapan syariat secara kaffah.
Al imaamu junnah, yuqattalu min waraaihi wa yuttaqaa bihii.

Artikel Lainnya

Kajian: Tanya Jawab Akar Sampai Daun

Mengkaji Islam merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan bagi setiap kaum muslim. Dari forum kajian seorang muslim bisa belajar hukum dan aturan yang telah Allah Swt. turunkan sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi manusia. Seperti halnya agenda rutin yang diadakan sebulan sekali oleh para muslimah di Pakem, Sleman, DIY.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *