Deteriorasi Moral Generasi, Konsekuensi Kurikulum Pendidikan Parsial
Oleh: Bari’atin Nahda At Taqiyya
(Santriwati Pondok Pesantren Dirasah Khashshah Daar Al – Mushtofa)
Suara Netizen Indonesia__Miris! Setiap hari kita diperlihatkan oleh media pemberitaan mengenai berita yang menunjukkan bahwa deklinasi moral generasi saat ini semakin tinggi. Seakan-akan hal itu menjadi pantangan jika semua degenerasi itu tidak terjadi pada generasi saat ini, khususnya para pelajar bahkan anak di bawah umur.
Dilansir dari kompas.id terdapat satu kasus tragis yang dialami oleh salah satu siswi SMP berusia lima belas tahun. Ia menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh sepuluh orang pria di Kabupaten Lampung Utara. Siswi yang berinisial N tersebut ditemukan di sebuah gubug setelah ia menghilang selama tiga hari dengan keadaan yang mengenaskan. Setelah kasus ini dilaporkan, enam orang pelaku kekerasan seksual telah ditangkap. Yang membuat semakin tercengang adalah tiga orang pelaku dari enam orang yang telah ditangkap masih di bawah umur (kompas.id, 12/03/2024).
Tidak hanya itu, kasus miris lainnya pun terjadi pada Jum’at (15/03). Kasus tersebut adalah aksi tawuran ‘perang sarung’ sesama pelajar yang memakan korban di jalan arteri Tol Cibitung, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Perang sarung tersebut menewaskan satu pelajar yang berusia tujuh belas tahun beinisial AA (cnnindonesia.com, 16/03/2024).
Bersamaan dengan itu terdapat aksi tawuran ‘perang sarung’ yang terjadi di tiga lokasi Pangkalpinang pada Sabtu tanggal enam belas Maret 2024. Jumlah total remaja yang diamankan oleh jajaran Polres Pangkalpinang dan Polda Kep. Bangka Belitung sebanyak 22 orang pelaku yang mayoritas dari mereka adalah pelajar SMP hingga SMA (bangkapos.com, 17/03/2024).
Kurikulum Pendidikan Sekuler Gagal Mencetak Generasi Bermoral
Realitas tersebut tidak akan pernah putus dari kurikulum pendidikan sekulerisme. Tingginya tingkat kekerasan terhadap sesama pelajar serta meningkatnya kebobrokan moral generasi lainnya disebabkan oleh kurikulum sekuler yang hanya sekadar fokus pada bagaimana para pelajar dapat menjadi pelajar yang intelektual namun tidak sampai kepada integritas.
Nyatalah bahwa sistem pendidikan hari ini gagal mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dulu digaungkan pada UUD 1945 alenia keempat yaitu mencerdaskan bangsa. Arti cerdas seharusnya tidak hanya berpacu pada intelektual tapi juga moral.
Karena sebagaimana yang telah diketahui sistem sekuler adalah sistem yang mencampakkan agama dari kehidupan. Semua hal yang dirancang pada kertas sekulerisme semata – mata hanya untuk menghasilkan materi. Termasuk pada sistem pendidikan yang justru dijadikan sebagai lapak bisnis yang merugikan para pelajar. Menghilangkan tujuan pendidikan sebenarnya, yakni penuntunan untuk para pelajar kepada kualitas integritas maksimal.
Walaupun kurikulum pendidikan terus berganti ia takkan pernah menjadi solusi yang baik untuk para pelajar. Karena ia tetap disusun berdasarkan konstelasi kapitalisme – sekulerisme yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang dapat mendatangkan materi. Bukan sebagai solusi komprehensif untuk generasi.
Maka tak heran jika kebanyakan pelajar yang telah lulus dari lembaga pendidikan berlomba – lomba untuk dapat bersaing di dunia yang keras khususnya dunia kerja dengan memaksimalkan nilai intelektual mereka. Namun lupa untuk mengimbanginya dengan keimanan sebagai dasar kehidupan serta moral. Lebih – lebih ditambah dengan adanya liberalisme yang membuat para pelajar berpikir dan beraksi secara otonom. Sangat minim yang menjadikan islam sebagai landasan untuk memacu perilaku.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Penempaan Moral Generasi
Lingkungan yang kini dipenuhi dengan berbagai keterpurukan sangat berpengaruh pada pembentukan karakter pelajar. Sebagai contoh, maraknya tayangan serta konten kekerasan ataupun pelecehan seksual yang berlalu lalang di kalangan para pelajar tanpa adanya filter yang memilahnya. Tentunya hal ini tak lepas dari kemajuan teknologi yang dapat memberi pengaruh positif dan negatif bagi penggunanya.
Informasi apapun akan mudah dan cepat untuk didapat. Namun semua itu justru semakin menambah dampak negatif kepada para pengguna teknologi apabila tak mampu atau tak tahu cara untuk memilih tayangan dan kontennya. Hal ini tak hanya berdampak buruk kepada generasi muda saja namun juga kepada orang tua yang memiliki peran besar juga kepada pembentukan karakter seorang pelajar.
Solusi Komprehensif Islam Pada Pendidikan
Islam merupakan solusi yang gamblang untuk semua permasalahan. Karenanya diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin dan petunjuk bagi manusia. Semua solusi islam yang ditetapkan sesuai dengan fitrah manusia. Termasuk solusi islam dalam bidang pendidikan.
Islam memandang bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek paling penting bagi kebangkitan berpikir generasi yang akan berpengaruh pada kemajuan peradaban. Sistem pendidikan islam tidak hanya mengikutsertakan agama dalam pendidikan, namun menjadikan agama sebagai dasar kurikulum pendidikan bagi pelajar yang akan menjadikan lingkungan pendidikan bernuansa islam. Karena pendidikan termasuk kepada salah satu cara untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Islam memiliki kurikulum yang kuat dengan tiga tahap mendasar. Pertama, pembentukan kepribadian islam yang tak lepas dari pengaruh lingkungan. Maka, lingkungan dalam negara islam pun akan selalu bernuansakan islam. Mulai dari keluarga, masyarakat hingga negara. Kedua, penguasaan tsaqofah islam. Ketiga, penguasaan ilmu pengetahuan. Seperti iptek, keahlian, keterampilan, dan kebiasaan. Hal inilah yang mampu melahirkan pelajar yang tak hanya intelektual namun sampai kepada tahap integritas. Karena tujuan dari kurikulum pendidikan islam adalah mampu mencetak generasi yang memiliki keimanan yang kuat serta pemikiran yang mendalam dengan menguasai berbagai bidang keilmuan agar terbentuklah masyarakat yang amar ma’ruf nahi munkar.
Islam pun dapat memberikan perlindungan terhadap konten serta tayangan untuk dikonsumsi masyarakat. Khususnya untuk generasi muda agar mereka terlindungi dari propaganda musuh yang hendak memrosotkan pola pikir mereka.
Untuk itu, patutlah dibutuhkan adanya peran negara agar dapat mewujudkan solusi tersebut. Dan hanya negara islam lah yang mampu mewujudkannya. Sudah saatnya negara mengganti sistem kapitalis yang dipenuhi kebusukan ini dengan sistem islam. Dengan itu, kedamaian pun akan tersebar ke seluruh alam dengan diterapkan aturan-Nya.
Wallahu a’lam bi shshawab. (SNI)
Komentar