Boikot Produknya, Sekaligus Ideologinya, Berani?

Suara Netizen Indonesia–Beredar di media sosial, menjelang Ramadan, sejumlah perusahaan kurma asal Israel ketar-ketir produk buatannya tak laku di masyarakat. Pasalnya, ajakan boikot produk Israel masih terus menggema di dunia akibat perang dengan Palestina (kumparan.com, 3/3/2024).

 

Mengutip Middle East Eye, Minggu (3/2) sepertiga dari total ekspor kurma produsen Israel dilakukan selama bulan Ramadan. “Kampanye iklan senilai USD 550.000 untuk mempromosikan kurma Medjool Israel dihentikan sebagai tanggapan atas ketakutan akan boikot,” tulis laporan itu.

 

Pengawasan terhadap produk-produk Israel di kalangan muslim meningkat setelah pertumpahan darah di Gaza. Konflik tersebut telah mengakibatkan hampir 30.000 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 69.000 orang terluka oleh Israel hanya dalam waktu lima bulan.

 

Israel adalah salah satu produsen kurma terbesar di dunia, khususnya kurma Medjool yang populer. Untungnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan Israel bukanlah negara utama pemasok kurma di Indonesia. Negara pemasok kurma terbesar ke Indonesia adalah Mesir.

 

Berdasarkan data Kementerian Pertanian Israel, nilai ekspor kurma dari Israel tembus USD 338 juta pada tahun 2022, dibandingkan dengan ekspor buah-buahan lainnya senilai USD 432 juta. “Dalam upaya untuk melawan kampanye boikot, produsen Israel bekerja sama dengan beberapa pembeli untuk mengubah label pada produk mereka dalam upaya untuk mengaburkan asal muasal kurma tersebut,” tulis laporan Middle East Eye.

 

Bukan Hanya Boikot Produk Tapi Ideologinya Juga

 

Meski kampanye pemboikotan sudah mereda, namun gerakannya masih masif hingga mampu membuat “The Mighty” Israel ketar-ketir. Namun lihat saja betapa arogannya Israel, dimana ada seorang Menteri Israel meminta bulan suci Ramadan dihapuskan.

 

Sosok yang menyampaikan itu bernama Amichai Eliyahu dikenal sebagai tokoh kanan Yahudi. “Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihapuskan dan ketakutan kami atas bulan itu harus pula dihapuskan,” kata Eliyahu saat diwawancarai Army Radio seperti dikutip dari Anadolu.

 

Eliyahu berasal dari Partai Otzma Yehudit yang dipimpin Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir. Sejak perang Gaza pecah Ben Gvir acap menyampaikan komentar kontroversial (kumparan.com, 4/3/2024).

 

Jelang Ramadan eskalasi kekerasan di wilayah Palestina berpotensi terjadi. Salah satu penyebabnya adalah rencana Israel membatasi masuknya umat Islam ke Masjid Al-Aqsa. Israel keras kepala meskipun beberapa negara berusaha menjadi mediator perdamaian termasuk AS sendiri. Nyata-nyata sejatinya Israel adalah kelompok kecil namun karena ada dukungan beberapa negara di dunia termasuk di muka dua AS menjadi kuat seakan tak terkalahkan.

 

Zionis adalah negara penjajah, begitu bencinya mereka dengan Islam hingga berani mengusulkan menghapus Ramadan. Salah satu hari besar yanb disucikan kaum muslim, atas dasar apa mereka berani berbuat demikian jika bukan karena mereka bukan manusia. Yang ada dalam benaknya hanyalah penjajahan dan penghapusan Islam.

 

Boikot hanyalah gerakan ringan, yang mungkin mengganggu namun tak menghapus persoalan utamanya yaitu penjajahan. Jika saja kaum Muslim bersatu, dan hanya itu jalan satu-satunya, tentulah akan selesai persoalan. Pertanyaannya mengapa tidak ada keberanian dari para pemimpin negeri muslim untuk menggalang persatuan?

 

Bukankah sudah jelas ideologi Israel dan negara kafir pendukungnya bertentangan dengan hukum internasional yang mengatakan setiap bangsa berhak bebas dan merdeka mengatur urusan negaranya sendiri, apalagi jika disandingkan dengan hukum Allah, jelas penjajahan adalah haram. Mengapa justru muslim lembek di hadapan keharaman itu?

 

Negeri Muslim Harus Bersatu Menghapus Penjajahan

 

Kejahatan Zionis di Palestina makin parah. Mirisnya hingga hari ini kaum muslim Palestina belum juga mendapat pembelaan dari berbagai negeri. Dan di bulan Ramadan salah satu yang bisa dilakukan adalah boikot kurma produk Zionis apalagi zionis adalah pengekspor kurma terbesar.

 

Boikot harus terus dilakukan juga atas produk-produk zionis lainnya. Bahkan seharusnya terus ditingkatkan hingga boikot ideologi yang membiarkan kekejaman di Palestina. Hal ini menjadi urgen sebab kekejaman Israel tak bisa lagi dimasukkan logika. Bagaimana mungkin mereka terus menerus mengarahkan moncong senjata kepada anak dan perempuan,bahkan jasad kaum muslim yang sudah dikubur dicuri dan makam dibuat berantakan. Sungguh biadab!

 

Umat harus menyuarakan ideologi yang lebih layak untuk diterapkan, yaitu ideologi Islam. Agar negara dapat mengemban ideologi Islam, maka harus menggencarkan dakwah. Ramadan menjadi momentum tepat mengaktualisasikan ketakwaan hakiki yang hanya taat, tunduk dan patuh kepada syari’at Allah.

 

Dakwah yang dilakukan adalah dakwah pemikiran yang menjadikan rakyat berpegang kuat pada akidah Islam sekaligus menjadikannya sebagai Qaidah dan Qiyadah fikriyah. Qaidah adalah landasan berpikir sedangkan Qiyadah adalah kepemimpinan berpikir, yaitu akidah itu sendiri yang berdiri sebagai penghulu bagi kaum muslim dalam berpikir dan bertindak.

 

Dakwah inilah yang dicontohkan Nabi Saw kepada umatnya. Allah swt. Berfirman yang artinya, “Penuhilah seruan Allah Taala, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah.” (TQS Ash-Shaf: 14). Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan suatu apapun dari manusia, namun manusialah yang harus memastikan dimana posisinya di hadapan Allah. Apakah menjadi pembangkang atau justru mengharap rida-Nya.

 

Islam menjadikan negara berdaulat dan bersikap tegas demi keselamatan rakyatnya. Disinilah kita harus terus membuka pemikiran kaum muslimin agar memiliki kerinduan yang sama akan tegaknya perisai umat secara global yaitu Daulah Khilafah. Wallahualam bissawab. [SNI].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Lainnya

Boikot Produk Bukan Solusi Konflik Palestina

Pengiriman bantuan pasukan militer untuk mengusir entitas Yahudi merupakan pembelaan secara nyata yang harus dilakukan negara. Entitas Yahudi harus diperangi dan diusir dari tanah Palestina, sebab tanah Palestina merupakan tanah kharajiyah yang dengan kata lain milik kaum muslimin. Khilafah umar ra. dan pasukan kaum muslim di masa pemerintahannya telah menaklukkan tanah Syam dan Mesir inilah yang menjadi sebab penetapan tanah Palestina sebagai tanah kharaj oleh karena itu status tanah kharaj itu tetap hingga hari kiamat atas alasan itulah tanah Palestina tidak boleh dibiarkan berada di tangan orang-orang kafir dan harus dipertahankan secara terus menerus oleh kaum muslimin.

Teroris Musiman yang Tak Berkesudahan

Jelaslah agenda WoT adalah sarana AS untuk melawan Islam dan kaum muslimin serta untuk kepentingan hegemoninya di negeri-negeri Islam. Bagian paling menyedihkan adalah dukungan penguasa negeri Islam yang berkhianat terhadap umatnya. Tidak ada keuntungan sedikitpun dari gerakan ini karena serangkaian penangkapan terduga teroris dan framing berita di media massa selama ini selalu menyudutkan Islam. Hari ini terorisme selalu diidentikkan dengan Islam.

Saatnya Umat Bersatu untuk Bebaskan Palestina

Begitu memilukan nasib umat Islam di beberapa negeri terjajah di seluruh dunia. Berbagai serangan musuh dengan kekejaman di luar batas kemanusiaan hanya mampu menjadi tontonan para penguasa negara-negara muslim yang lain. Hal ini bisa terjadi karena institusi besar yang dahulu menjadi pelindung umat telah hancur berkeping-keping. Inilah yang menjadi pangkal musibah umat Islam sedunia.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *