Pentingnya Membaca Al-Qur’an
Menginjak Ramadan hari ke-7, merasa sangat bersyukur. Merasakan nikmatnya berdiri dan ruku di setiap rakaat tarawih, di tengah-tengah helaan nafas jamaah lain yang mungkin lututnya sudah tak bisa kompromi lagi, nafas kadang tersengal, pegal linu, nyeri dan lain sebagainya namun masih berjuang menyelesaikan ibadahnya. Demi apa? Demi kelezatan iman dan ketaatan menunaikan perintah Rabbnya.
Imam shalat pun menyebutkan hal yang sama saat membuka kultumnya yang beliau beri judul “Pentingnya Membaca Alquran”. Yaitu nikmat sehat, nikmat iman dan nikmat waktu yang dihabiskan di masjid untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah. Kemudian beliau melanjutkan dengan menyebutkan sebuah hadis dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim, No. 804 Syarh Shahih Muslim).
Bulan Ramadan identik dengan bulan Alquran, sebab selain ayat-ayat Alquran diturunkan di bulan Ramadan, setiap kali membacanya akan dilipatgandakan pahalanya. Dari Abdullah bin Mas`ud berkata bahwa Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” (HR Tirmidzi dan berkata, “Hadits hasan shahih’).
Maka, hadist yang diceritakan oleh Abu Umamah Al Bahili ini memerintahkan agar menjadikan Al-Quran sebagai bacaan utama harian kita. Kelak Al-Quran akan menjadi sahabat di akhirat jika kita sudah membersamainya sejak di dunia. Di saat tak ada lagi yang bisa kita andalkan dari amal baik yang diridai Allah, Alquranlah yang kita harapkan bisa menjadi pemberat amal. Terlebih, Al-Qur’an adalah kitab suci utama dalam agama Islam, setiap muslim, meyakini bahwa Al Quran adalah pedoman hidupnya. Umat Muslim percaya bahwa Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap muslim penting untuk memiliki waktu khusus untuk membacanya.
Dalam sehari entah satu dua ayat, satu dua lembar bahkan lebih baik lagi satu dua juz. Bagi yang lancar membaca ada pahala begitupun yang terbata-bata. Semua tak akan sia-sia jika diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” (HR Bukhari Muslim).
Karena itu, wajib bagi tiap Muslim untuk belajar Alquran agar bisa membacanya dengan baik dan benar setiap harinya, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4). Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca.
Pelajarilah Alquran yakni dengan mengetahui ilmu tajwid, yaitu pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Alquran dengan mengeluarkan huruf dari makhrojnya serta memberi hak dan mustahaknya. Sayangnya, hari ini banyak kaum Muslim yang terpalingkan dari kewajiban ini, padahal ada perintah selanjutnya setelah belajar membaca yaitu mengajarkan sekaligus mendakwahkan. Agar benar-benar setiap Muslim menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupnya. Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Bagaimana bisa mengajarkan dan mendakwahkannya jika hari ini justru bacaan terbanyak kaum Muslim adalah gadgetnya? Ya, banyak survei membuktikan data pengguna media sosial rata-rata menghabiskan waktu berselancar di dunia maya lebih dari 6 jam sehari. Padahal kita hanya memiliki waktu 24 jam setiap hari setiap orang, jika dikurangi dengan waktu bekerja yang rata-rata 8-9 jam, tidur 7 jam, ditotal 21 jam, tersisa 4 jam saja. Bisa apa seseorang dengan 4 jam sisa dalam hidupnya jika ia tak punya gambaran yang benar tentang visi misi hidup di dunia?
Setan telah sukses mengalihkan perhatian manusia, terutama kaum Muslim untuk melalaikan tugas utamanya didunia ini yaitu beribadah kepada Allah SWT dengan sebaik-baik ibadah. Dengan cara halus melalui pendidikan, tontonan, konten dunia Maya, gaya hidup barat, hedonis, bahkan dengan kemelaratan dan kebodohan, setan tetap memiliki peluang menjauhkan kaum Muslim dari jalan sebenarnya, jalan yang lurus, jalan yang penuh kemuliaan dan keberkahan.
Sang ustaz mengakhiri penjelasannya dengan menutup pada kesimpulan, bahwa bulan Ramadan ini hendaknya menjadi momentum menjadikan Alquran sebagai target bacaan setiap harinya, melepaskan gadget sejenak agar kita diridai Allah SWT dan berhak menempati tempat terbaik di surgaNya Allah. Selanjutnya, ketika sudah menjadi kebiaasaan maka diharapkan bisa berlanjut di hari-hari pasca Ramadan.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim). Wallahu a’lam bish showab.
Komentar