Ibu, Didiklah Anakmu Menjadi Pembela Islam

Menjadi seorang ibu adalah salah satu anugerah yang Allah Swt berikan kepada seorang perempuan. Terlebih lagi bagi seorang muslimah. Karena melalui para ibu lahirlah generasi penerus bangsa. Dari rahim ibu pula, terbentuk sosok pemimpin negara di waktu mendatang.

Dalam agama Islam, anak merupakan aset dunia akhirat orang tua. Anak juga penerus perjuangan Islam. Sebab di tangan mereka, risalah Islam akan terus berjalan. Anak adalah amanah dari Allah Swt yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Pendidikan seorang ibu kepada anaknya turut mempengaruhi pembentukan karakter bagi anak. Anak penghafal Al-Qur’an akan mudah terbentuk dari ibu yang juga gemar menghafal Al-Qur’an. Begitu pula untuk membentuk anak menjadi pembela Islam. Maka butuh sosok ibu yang juga memahami Islam dan turut mendedikasikan dirinya untuk memperjuangkan agama Islam.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh seorang ibu agar anak-anaknya menjadi pembela Islam?

Pertama, ibu harus menanamkan keimanan yang kokoh kepada diri anak. Iman merupakan landasan utama bagi anak dalam mengarungi kehidupan. Iman yang kokoh akan membuat anak tidak mudah goyah dalam menghadapi sistem yang tidak sesuai dengan Islam sekalipun.

Kedua, memberikan pemahaman (tsaqafah) Islam. Tsaqafah yang diberikan mencakup seluruh konsep syariat Islam. Baik dalam aspek ibadah, sosial, ekonomi, pendidikan, hukum dan yang lainnya.

Ketiga, ajarkan anak agar selalu dahulukan adab sebelum ilmu dan senantiasa sertakan akhlak mulia di dalam setiap aktivitas. Integritas juga harus selalu di tanamkan pada diri anak begitu juga dengan sikap berani mengingatkan ketika ada hal yang tidak sesuai syariat Islam.

Keempat, kenalkan kepada anak tentang sirah nabawiyah, para sahabat, ulama dan para pejuang Islam terdahulu agar anak memiliki kecintaan terhadap Nabi Muhammad Saw dan perjuangan untuk membela Islam.

Kelima, ajaklah anak untuk menjalankan perintah Allah sedini mungkin dengan bahasa yang di pahami anak, sesuai dengan usianya. Seperti mengajak untuk salat, menutup aurat, berbuat baik, mengingatkan teman, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, maka tingkatkan proses pemahamannya akan kewajiban muslim dalam menjalankan syariat Islam.

Keenam, ajak anak berpikir dengan benar sesuai dengan syariat Islam. Menganalisis fakta serta sebab akibat yang terjadi dari suatu perbuatan, sejak anak mumayiz hingga baligh dan setelahnya. Berdiskusi dengan anak mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Ketujuh, tanamkan pada anak bahwa dakwah adalah poros kehidupan. Artinya, selalu sertakan aktivitas dakwah di setiap aktivitas. Harus ada perjuangan dan pengorbanan untuk dakwah baik dalam bentuk tenaga, harta, waktu dan yang lainnya.

Kedelapan, berikan teladan yang baik kepada anak di dalam segala aktivitas. Hal ini akan semakin menancapkan mental dan kesiapan anak untuk menjadi pembela Islam.

Kesembilan, tanamkan kepada anak agar senantiasa menghadirkan Allah Swt di dalam setiap aktivitas dan dalam segala kondisi. Ajak anak selalu memperbaiki hubungannya dengan Allah Swt yaitu memperbanyak mendekatkan diri kepada-Nya.

Kesepuluh, tumbuhkan rasa ikhlas setiap melakukan aktivitas semata-mata karena Allah Swt. Bersikap tawakal dari awal hingga akhir, berlapang dada atas setiap ketetapan yang Allah berikan. Serta selalu mengharapkan rida Allah semata.

Kesebelas, jadikanlah bagi anak bahwa kehidupan dunia adalah untuk mencari bekal bagi kehidupan akhirat. Hidup untuk memikul misi akhirat. Kampung akhirat dengan syurga yang dihuni oleh para nabi, syuhada dan orang-orang shalih lainnya harus senantiasa menjadi motivasi dalam jiwa. Hal ini agar anak tidak mudah terjerumus oleh kehidupan dunia yang fana.

Beratnya menghadapi ujian kehidupan saat ini tak berarti anak tidak mampu menjalaninya. Menjadikan anak menjadi pembela Islam bukan hanya untuk menjalankan perintah Allah namun juga untuk membentuknya menjadi generasi bertakwa dan terbaik sebagaimana yang telah Allah kabarkan. Allah Swt berfirman yang artinya, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (TQS. Ali Imran ayat 110). Wallahu a’lam bish shawab.

Artikel Lainnya

Marak Perundungan Anak, Dimana Letak Masalah Utamanya ?

Kasus perundungan tidak akan menuai penyelesaian dengan seruan revolusi mental, pendidikan berkarakter ataupun kampanye anti bullying. Sesungguhnya akar utama masalah perundungan adalah sistem kehidupan sekuler liberal yang rusak dan merusak. Sebaliknya, permasalahan generasi saat ini akan menuai penyelesaian dengan mengembalikan peradaban Islam yang komprehensif dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara melalui institusi Khilafah. 

Kondisi Moral Generasi Ketika Sistem Pendidikan Disekulerisasi

Sungguh miris kondisi generasi beberapa waktu lalu yang diberitakan dari KOMPAS.com – N, pelajar SMP yang berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara diperkosa oleh 10 pria. Korban ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan di sebuah gubuk di wilayah Lampung Utara pada Sabtu (17/2/2024).

Rusaknya moral generasi sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan. Sebagaimana yang dirasakan bersama bahwa kurikulum pendidikan saat ini berasas pada sekulerisme yaitu sebuah akidah yang memisahkan agama dari kehidupan. Padahal fitrah manusia terikat dengan aturan sang pencipta. Dengan masifnya fakta kerusakan moral generasi, pendidikan saat ini telah terbukti gagal mencetak generasi yang berkualitas.

Sangat berbeda kondisinya ketika kehidupan generasi diatur dengan sistem Islam yang diterapkan secara praktis oleh negara, termasuk dalam sistem pendidikan. Islam mengajarkan kepada pemuluknya untuk tidak memisahkan aturan Allah dari kehidupan, justru sebaliknya Islam mewajibkan agar semua hal dikaitkan dengan aturan Allah sehingga keberadaan negara yang bersasaskan pada aturan Islam (Khilafah) adalah sebagai instansi yang menerapkan hukum Allah.
Islam memandang generasi sebagai aset peradaban karena itu Islam memerintahkan negara berperan untuk menjaga, mendidik dan membentuk generasi berkualitas. Strategi efektif yang digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui pendidikan, karena melalui pendidikan manusia bisa mendapatkan ilmu dan dengan ilmu itu mereka bisa terbebas dari kebodohan dan kekufuran. Negara Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang berasaskan akidah Islam, salah satu indikator kurikulum sistem pendidikan Islam bertujuan mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam. Kepribadian Islam akan menuntun generasi memiki pola pikir dan pola sikap sesuai syariat Islam.

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *