Keindahan Arsitektur Peradaban Islam
Berbicara mengenai arsitektur tentu yang ada di dalam benak kita adalah hasil imajinasi ekspresi seorang arsitek melalui gambar kerja dalam sebuah bangunan yang melayani fungsi-fungsi tertentu. Arsitek juga tidak lepas dari rasa karena arsitektur merupakan bagian dari seni, selain itu arsitektur juga merupakan bagian dari budaya dia akan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia.
Misalnya saja perkembangan arsitektur yang dipengaruhi ideologi kapitalisme saat ini kita akan menemukan bangunan yang mewah namun tidak memperhatikan aspek aurat perempuan. Bangunan didesain individualis menurut kenyamanan individu. pembangunan pun sering kali tak ramah lingkungan hanya berorientasi pada keuntungan bisnis semata, akhirnya terbentuk bangunan eksklusif di tengah-tengah masyarakat.
Namun ketika kita melihat sebuah peradaban sebelum peradaban kapitalisme yakni peradaban Islam yang secara praktis terwujud dalam sebuah negara bernama Khilafah, kita akan menemukan gaya arsitektur yang luar biasa di masa-masa Khilafah. Arsitektur Islam adalah gambaran perpaduan antara kebudayaan manusia dan keterkaitan kaum muslimin kepada Allah ta’ala, bangunan memiliki keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan, dan penciptanya.
Para arsitek dibebaskan berkarya dalam koridor syariat sehingga lahirlah ciri khas arsitektur Islam yang mampu mengungkapkan hubungan geometris yang kompleks, hierarki bentuk, dan ornamen, serta makna simbolis yang sangat dalam. Kita bisa melihatnya dari perkembangan arsitektur Islam dari abad ke-7 yakni pada masa Khilafah Abbasiyah sampai abad ke-15 yaitu Khilafah utsmaniyah.
Perkembangan tersebut meliputi perkembangan struktur, seni dekorasi, ragam hias dan tipologi bangunan. Selain dari model, perkembangan arsitek Islam juga dipengaruhi oleh budaya wilayah kekuasaan Islam, wilayah ini begitu luas mulai dari Spanyol Eropa, Afrika, hingga Asia Tenggara. Pada masa Khilafah Abbasiyah perkembangan arsitektur Islam yang begitu besar terlihat pada penggunaan teknik bahan batu bata dari seni arsitektur Persia yang diterapkan pada bentuk lengkung iwan.
Salah satu contoh arsitektur masjid yang dibangun pada era itu adalah Masjid Jami di Isfahan, sedangkan di wilayah Spanyol Eropa, arsitektur Islam dapat dilihat terutama pada arsitektur Masjid Cordoba dan Istana Granada, masjid yang didirikan oleh Abdurrahman ad-Dakhiri pada tahun 786 M ini mempunyai bola dasar bentuk masjid Arab asli dengan gaya Masjid Umayyah.
Banyak tiang-tiang Ditambahkan sebagai cara untuk memperluas masjid, hal mencolok lain adalah adanya marmer monoid sebagai kubah penutup mihrab yang dihiasi dengan ukiran bermotif renda yang di kerawang pada batu. Kekhususan lain adalah terdapatnya tiang-tiang rangkap yang menopang lengkung-lengkung bercorak ladam kuda.
Pada masa Khilafah Utsmaniyah masjid-masjid dibangun dalam tiga bentuk yakni tipe masjid lapangan, Masjid Madrasah, dan Masjid Kubah. Rancangan ini adalah hal baru yang dikembangkan oleh arsitek Islam masa itu yakni Mimar Sinan, salah satu karyanya adalah Masjid Sultan Sulaiman di Istanbul, masjid ini menampilkan pertautan simbolis antara kemegahan masjid sebagai lambang kekuasaan sultan dan keagungan masjid sebagai sarana keagamaan, perpaduan itu ditampilkan lewat menara yang langsing dan tinggi seolah-olah muncul dari lengkung-lengkung kubah dan melesat lepas ketinggian.
Sedangkan arsitektur masjid India pada umumnya mengambil corak masjid lapangan, kemudian memakai lengkung-lengkung iwan bahan-bahan yang digunakan terdiri dari batu, karya arsitektur Islam India yang termasuk adalah Taj Mahal di Agra, seperti inilah arsitektur dalam Khilafah Islam, bangunan bukan hanya sekedar fisik semata namun ada rasa kekaguman yang tersimpan di dalamnya sebagai wujud kepasrahan dan penyerahan diri terhadap kebesaran dan keagungan Allah sebagai zat yang memiliki segala keindahan.
Komentar